Penyesalan
Penyesalan 1 Jam Salah naik angkot. (Kesasar, tapi setelah satu jam hati sudah tenang).
2. Penyesalan 1 hari. Salah masak. (Nasi sudah menjadi bubur ayam)
3. Penyesalan 1 minggu Salah makan. (Keracunan sampai masuk rumah sakit seminggu)
4. Penyesalan 1 bulan Salah potong rambut. (Satu bulan kemudian sudah nggak kelihatan lagi)
5. Penyesalan 1 tahun Tidak naik kelas. (Tahun depan baru naik kelas)
6. Penyesalan 2 tahun Tidak naik kelas lagi. (Setelah tahun lalu tidak naik)
7. Penyesalan seumur hidup Salah kawin.
Salah Men Cinta
Bahwa sebenarnya, manusia itu tidak ada yang sempurna…
Seorang lelaki yang sangat tampan dan sempurna merasa yakin bahwa Tuhan pasti akan memberikan seorang perempuan yang sangat cantik dan sempurna pula untuk pasangan hidupnya. Maka ia pun berkeliling ke seluruh pelosok untuk mencari jodohnya. Kemudian sampailah ia di sebuah desa. Ia bertemu dengan seorang petani yang mempunyai tiga orang anak perempuan dan semuanya sangat cantik. Lelaki tersebut menemui bapak petani dan mengatakan bahwa ia ingin mengawini salah satu anaknya tapi bingung mana yang paling sempurna. Petani menganjurkan untuk mengencani mereka satu persatu dan si lelaki pun setuju.
Hari pertama ia pergi dengan anak perempuan yang sulung. Ketika pulang, ia berkata kepada si petani, “Anak sulung bapak mempunyai satu cacat kecil, yaitu telinga kirinya lebih besar dari telinga kanannya.”
Hari berikutnya ia pergi dengan anak perempuan yang kedua dan ketika pulang, ia berkata, “Anak kedua bapak juga mempunyai cacat kecil yaitu matanya agak juling.”
Akhirnya, pergilah ia dengan anak perempuan yang bungsu. Begitu pulang, ia dengan gembira mendatangi si petani, “Inilah yang saya cari. Ia benar-benar sempurna.”
Lalu menikahlah si lelaki dengan anak perempuan yang bungsu. Sembilan bulan sepuluh hari kemudian si istri melahirkan. Dengan penuh kebahagiaan, si lelaki menyaksikan kelahiran anak pertamanya. Ketika si anak lahir, ia begitu kaget dan kecewa karena anaknya sangatlah jelek. Ia menemui bapak petani dan bertanya, “Kenapa bisa terjadi seperti ini, pak? Anak bapak cantik dan saya tampan. Kenapa anak saya bisa sejelek itu?”
Si petani menjawab, “Anak bungsu mempunyai satu cacat kecil yang tidak terlihat olehmu di waktu kencan pertamamu dengan dia. Waktu itu ia sudah hamil duluan…”
Penyesalan karena salah masuk
Seorang turis Amerika berlibur ke Cina. Ketika di Cina, ia bermain dengan wanita nakal tanpa memakai kondom. Seminggu kemudian, ia pulang ke AS dan menemukan alat vitalnya diselimuti lingkaran-lingkaran warna hijau dan ungu.
Dengan ketakutan ia segera pergi ko dokter. Dokter yang kebingungan, karena belum pernah melihat hal ini, melakukan sejumlah tes dan mengatakan bahwa hasil tes akan diketahui dua hari lagi.
Turis tersebut kembali lagi dua hari kemudian dan dokternya berkata: “Berita buruk. Nama penyakit anda adalah Mongolian VD. Sangat langka dan hampir tidak pernah terdengar di sini. Kami hanya tahu sangat sedikit mengenai penyakit ini.”
Si turis kebingungan dan menjawab: “Ya… diapain deh dok, terserah… pokoknya cepat sembuh.” Jawab si dokter, “Maaf, sampai saat ini belum diketahui metode penyembuhan yang tepat. Rasanya kami harus mengamputasi alat vital anda.”
Si turis berteriak ketakutan, “Enak aja! Nggak boleh! Aku mau cari doker lain!” Jawab si dokter: “Yaaa.. terserah, silahkan saja, tapi operasi amputasi adalah jalan satu-satunya.”
Maka besoknya si turis mencari dokter Cina, dengan harapan setidaknya dia tahu sesuatu mengenai penyakit ini. Si dokter Cina memeriksanya dan berkata “Penyakit anda langka looo, ini namanya Mongolian VD, aaaa.” Si turis kesal dan menjawab: “Iya.. saya tahu, tapi apa bisa disembuhkan? Dokter Amerika kemarin bilang kalau satu-satunya cara dioperasi dan diamputasi, bener nggak sih?”
Dokter Cina itu tertawa dan menggelengkan kepala, “Aiyaaa.. doktel Amelika wodoh aaaa… selalu pingin bikin duit, aaa…. opelasi sini, opelasi sana… nggak pellu opelasi ooo…!”
Si turis bahagia, “Waaaaaa… untung…. untung….”
“Nggak usah takut laaa… tunggu dua minggu, nanti juga putus sendili ooo, nggak pellu bayal-bayal buat opelasi….”