Menjadikan istri sebagai pasangan yang seutuhnya bukanlah hal yang mudah tetapi bukan pula hal yang terlampau sulit.
jadikan istri sebagai teman bicara, diskusi, bermain dan bercanda. di sisi lain, kewajiban suami membimbing istri dan memberinya contoh yang baik dalam kehidupan keseharian dan ibadah.
Banyak para suami yang begitu kaku dan juga tidak membuat istri nyaman dan betah di dekatnya. mungkin karena perangai yang kasar atau malah kaku.
Bercanda dengan anggota keluarga merupakan hal yang baik untuk membina keharmonisan.
Bagaimana Rasulullah mengajarkan cara bercanda di malam hari dengan istri tercinta.
"Allah merahmati suami yang bangun di malam hari dan menunaikan shalat. Kemudian ia membangunkan istrinya, dan jika ia enggan maka dipercikkan air ke mukanya..."
Berikut hadist selengkapnya: "Allah merahmati suami yang bangun di malam hari dan menunaikan shalat. Kemudian ia membangunkan istrinya, dan jika ia enggan maka dipercikkan air ke mukanya. Allah juga merahmati seorang wanita yang bangun di malam hari untuk menunaikan shalat. Dia bangunkan suaminya dan apabila suaminya enggan maka dipercikkan air ke wajahnya." (HR, Abu Dawud, Ibnu Hibban, An Nasa'i dan Ibnu Majah)
Begitulah ilustrasi bagaimana Rasulullah bercanda di malam hari dengan istrinya. Mesra, syahdu, begitu yang terbayang atas kehidupan keluarga Rasulullah. Bagaimana tidak, bayangkan saja. Seorang suami bangun di tengah malam melawan kantuk dan rasa dingin lalu mendirikan shalat. Dibangunkan pula istrinya tersayang untuk shalat berjamaah. Tapi sang istri seolah malas-malasan untuk menyibakkan selimut dan segera bangkit. Kemudian sang suami, melangkah ke kamar mandi, mengambil sedikit air dan mencipratkan ke wajah sang istri. Ahh, inilah cara bercanda di malam hari yang tak hanya menyenangkan tapi juga mengundang Allah untuk turun ke langit bumi dan merahmati suami-istri shaleh itu. Cara bercanda seperti ini, mungkin pada zaman Rasulullah dulu adalah sebuah tradisi. Tak hanya dilakukan oleh Rasulullah, tapi juga oleh para sahabat beliau. Mereka, suami istri, saling berusaha memperbaiki agama masing-masing.
"Allah merahmati suami yang bangun di malam hari dan menunaikan shalat. Kemudian ia membangunkan istrinya, dan jika ia enggan maka dipercikkan air ke mukanya..."
Berikut hadist selengkapnya: "Allah merahmati suami yang bangun di malam hari dan menunaikan shalat. Kemudian ia membangunkan istrinya, dan jika ia enggan maka dipercikkan air ke mukanya. Allah juga merahmati seorang wanita yang bangun di malam hari untuk menunaikan shalat. Dia bangunkan suaminya dan apabila suaminya enggan maka dipercikkan air ke wajahnya." (HR, Abu Dawud, Ibnu Hibban, An Nasa'i dan Ibnu Majah)
Begitulah ilustrasi bagaimana Rasulullah bercanda di malam hari dengan istrinya. Mesra, syahdu, begitu yang terbayang atas kehidupan keluarga Rasulullah. Bagaimana tidak, bayangkan saja. Seorang suami bangun di tengah malam melawan kantuk dan rasa dingin lalu mendirikan shalat. Dibangunkan pula istrinya tersayang untuk shalat berjamaah. Tapi sang istri seolah malas-malasan untuk menyibakkan selimut dan segera bangkit. Kemudian sang suami, melangkah ke kamar mandi, mengambil sedikit air dan mencipratkan ke wajah sang istri. Ahh, inilah cara bercanda di malam hari yang tak hanya menyenangkan tapi juga mengundang Allah untuk turun ke langit bumi dan merahmati suami-istri shaleh itu. Cara bercanda seperti ini, mungkin pada zaman Rasulullah dulu adalah sebuah tradisi. Tak hanya dilakukan oleh Rasulullah, tapi juga oleh para sahabat beliau. Mereka, suami istri, saling berusaha memperbaiki agama masing-masing.
Saling mengingatkan, saling menganjurkan kebaikan dan saling menjaga dari kemungkaran. Hemm, betapa nikmat keluarga seperti itu. Berdua, berebut ridha Allah, berdua pula meraih cinta Allah. Jika suami istri bekerjasama, saling membantu dan taat kepada Allah maka Allah akan mencintai mereka. Barang siapa dicintai Allah dia akan memperoleh semua yang diharapkan. Dia akan hidup bahagia dan penuh barakah, dia akan melintasi gerbang dunia menuju pintu akhirat. Dimana terdapat surga yang penuh dengan kenikmatan dan kekal."
Berdua bergandeng tangan, menuju nikmat di atas nikmat bernama surga seperti yang sudah dijanjikan. "Masuklah kamu berserta istrimu ke dalam surga untuk digembirakan." (QS. Az Zukhruf: 70) Sudahkah kita melakukan seperti yang diajarkan hadits di atas? Jika belum, kenapa tidak malam ini kita mulai bercanda dengan istri