Sunday, 2 November 2008

Mencoba Menjadi Suami Bijak

Kumpulan Nasihat Diri :
 
Hendaknya seorang suami jangan sering menyebut-nyebut kelebihan wanita lain di depanku . Seolahh-olah dia menyesal menikah dengannya.., 
 
Memang, ada kalanya seorang suami tidak puas dengan keadaan istrinya. Ia selalu
mengingat kekurangan istrinya & membandingkannya dengan wanita lain. Boleh
jadi kekurangan istri dirasa cukup berat bagi suami, akan tetapi dalam waktu
yang sama, sang istri sesungguhnya juga memiliki banyak kelebihan atau
keistimewaan, serta sekian banyak sifat yang terpuji. Ini semua menuntut sang
suami untuk perlahan-lahan dan berhati-hati di dalam mengambil sikap. Jangan
sampai ia menilai dan meghukum istrinya hanya melalui aib-aibnya saja, akan
tetapi ia harus melihat kebaikan dan keburukannya, serta kelebihan dan
kekurangannya secara bersamaan.
 
Janganlah ia memberikan keputusan berdasarkan satu sudut pandang saja. Janganlah ia membenci istri karena satu perilaku yang menjadi bagian dari tabiatnya
 
Allah berfirman:" … Dan bergaullah dengan mereka secara patut, kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahalAllah menjadikan padanya kebaikan yang banyak." (An Nisa':19)
 
Oleh karena itu, janganlah seorang suami membenci istrinya karena perilaku tertentu.
Sekali-kali jangan! Nabi bersabda, "Janganlah seorang mukmin itu membenci
seorang mukminah. Jika ia benci kepada satu perilaku, maka ia akan puas dengan
perilaku yang lainnya." (Riwayat Muslim)
Hendaklah sang suami itu sadar, bahwa ia tidak akan mendapatkan seorang istri
yang bebas dari kekurangan. Boleh jadi istrinya itu, dengan segala kekurangan yang ada, tetap lebih baik daripada sekian wanita lainnya, hanya saja ia tidak melihat kekurangan atau aib wanita lainnya itu.Jika engkau ingin mengenal hal itu, peganglah kertas dan
pena, dan tulislah kelebihan-kelebihan istrimu dan kekurangan-kekurangannya,
tentu para suami akan melihat bahwa kelebihannya jauh lebih banyak daripada
kekurangannya.

Ketahuilah, bahwa dalam kehidupan rumah tangga ini tidak memungkinkan bagimu
untuk mendapatkan seorang istri yang seratus persen sesuai dengan kriteria yang
engkau inginkan. Sudah tentu terdapat perbedaan karakter, dan sudah tentu pula
bahwa engkau akan melihat sesuatu yang mengagumkanmu dan sesuatu yang tidak
menyenangkanmu. Ketahuilah hai para suami, istrimu tidak dan tidak akan seratus
persen sebagaimana yang engkau inginkan. Sebab, ia menerima pendidikan yang
berbeda dengan pendidikan yang engkau dapatkan, serta memiliki tabiat yang
berbeda dengan tabiat yang ada pada dirimu.Terkadang ia memang mirip denganmu
dalam beberapa hal, namun berbe da dalam hal lainnya.
Oleh karena itu, terimalah kenyataan ini. Janganlah engkau melawan kehidupan
dan hendak mengalahkan tabiat yang sudah mengakar, karena tidak mudah
mengubahnya. Sekalipun hal itu mungkin, akan tetapi jelas memerlukan waktu yang
cukup panjang, kesabaran yang mendalam, latihan secara terus-menerus, nafas yang
panjang dan jiwa yang tabah.
Selain kurang bersabar terhadap kekurangannya, kadang para suami suka
melecehkan akal para istrinya dan cara dia dalam berpikir. Suami yang melakukan
hal seperti ini sebenarnya hanya menyebarkan keletihan dan tidak mencari
kebahagiaan rumah tangga.
 
Demikian juga, ia adalah seorang suami yang tidak pantas mendapatkan penghormatan dari istrinya, karena yang namanya penghormatan itu adalah sesuatu yang bersifat timbal balik. Sepanjang engkau tidak menghormati orang lain, maka orang tersebut tidak akan menghormatimu, kecuali jika engkau mau hormat kepadanya.Seorang istri yang merasakan bahwa suaminya melakukan hal seperti ini, yaitu pelecehan terhadap akalnya dan caranya dalam berpikir, maka istri tersebut tidak akan memberikan cintanya kepada suaminya.

Ada persoalan yang dipahami secara keliru oleh kaum laki-laki. Yaitu bahwa
mereka menganggap akal wanita itu lemah dan kurang cerdas, serta cara
berpikirnya bengkok, kurang lurus. Dan bahwa ia tidak mungkin memiliki pendapat
yang lurus.
Pendapat dan anggapan seperti ini sama sekali tidak ada dasarnya, dan jelas
tidak benar. Sumbernya adalah pemahaman yang keliru mengenai beberapa hadits
yang berbicara mengenai masalah ini. Misalnya adalah hadits yang menyebutkan
bahwa mereka adalah "Orang-orang yang kurang akal dan agamanya." Redaksi hadits
seperti ini dipahami secara keliru oleh sebagian orang. Mereka memahami bahwa
kurangnya akal di sini adalah kurangnya kecerdasan atau kebengkokan dalam
berpikir. Ini jelas keliru.
Yang dimaksudkan di sini adalah sifat lupanya kaum wanita lebih banyak
daripada lelaki. Hal itu disebabkan karena ada banyak hal yang dialami oleh kaum
wanita yang membuatnya mudah lupa, terlebih dalam kehidupan umum, dimana ia
tidak bisa seleluasa kaum lelaki.Dalil mengenai hal itu ialah bahwa Nabi ketika
ditanya oleh kaum wanita, "Apakah kekurangan akal dan agama kami, wahai
Rasulullah?"Maka beliau menjawab, "Bukankah kesaksian wanita itu adalah separuh
dari kesaksian laki-laki?"Kami menjawab, "Ya benar."Nabi bersabda, "Itulah
bentuk kekurangan akalnya."Nabi bertanya lagi, "Bukankah jika sedang haid, ia
tidak mengerjakan shalat dan juga tidak berpuasa?"Kami menjawab, "Ya benar."Nabi
menjawab, "Itulah bentuk kekurangan agamanya."Dengan demikian, kekurangan yang
disebutkan dalam hadits tersebut memiliki makna sebagaimana yang telah kami
sebutkan di atas.
Demikian juga halnya dengan kekurangan agamanya. Ia tidak berarti kekurangan
mengenai hakikat agamanya, akan tetapi kekurangan itu terdapat pada sebagian
dari hal-hal peribadahan. Sedangkan dalam hal ini ia tidaklah dihukum karena
meninggalkannya. Bahkan ia justru diharamkan untuk mengerjakannya. Wanita yang
sedang haid diharamkan mengerjakan shalat dan puasa. Jika ketika itu ia
mengerjakan shalat dan puasa, tentu ia berdosa, sekalipun ia berkewajiban
menqadha' puasa, namun ia tidak perlu mengqadha' shalat, sebagai bentuk
peringanan terhadapnya dan rukhsah dari Allah .
Akal wanita adalah akal yang harus dihormati. Ada sebagian wanita yang
memiliki keistimewaan berupa kecerdasan akal yang lebih hebat dibanding akal
kaum laki-laki. Contoh untuk hal ini sangatlah banyak, dan bukanlah di sini
tempatnya untuk menyebutkannya. Akan tetapi, bagaimanapun, kecerdasan akal wanita
dijadikan oleh Allah dengan garis yang berbeda denga garis kecerdasan laki-laki.
Ia merupakan kecerdasan jenis khusus. Oleh karena itu, ia memiliki
perhatian-perhatian khusus. Itu merupakan hikmah agung yang hanya diketahui oleh
Allah .Boleh jadi hal itu dijadikan untuk memperkaya kehidupan, sehingga
kehidupan ini menjadi lebih bervariasi, dan agar laki-laki tidak berkuasa dengan
akalnya saja, akan tetapi perasaan wanita yang menggelora itu juga memberikan
makna lain bagi kehidupan.
 
Adapun jika dasar keyakinan pada diri laki-laki
berkenaan dengan akal wanita bukanlah sebagaimana dijelaskan di atas, dan memang
ia telah menikahi yang kurang cerdas atau bengkok pikirannya, maka tidak ada
alasan baginya untuk menyebutkan hal itu di hadapannya, atau selalu
membodoh-bodohkan pendapatnya. Ia pun harus menerima segala kekurangannya,
sepanjang ia menjadi istrinya.
 
Adalah tidak adil jika ia menimbangnya dengan sesuatu yang memang tidak dimiliki olehnya.Yang tak kalah penting lagi adalah pernyertaan istri terkait dengan urusan rumah tangga. Yaitu dalam hal berpikir dan merencanakan suatu hal bersama sang suami, serta bermusyawarah dengannya.Banyak kaum lelaki yang masih berpikiran bahwa "bermusyawarah dengan wanita hanya akan merobohkan rumah tangga." Bisa jadi hal ini ada benarnya untuk sebagian kaum wanita. Akan tetapi, ada sebagian kaum wanita atau istri yang bila diajak bermusyawarah, maka akal pikiran atau pendapatnya akan bisa memecahkan sekian banyak masalah yang dihadapi….Rasulullah pun tidak segan untuk meminta pendapat istrinya. Jadi… jangan segan untuk mencontoh Rasulullah dalam masalah ini.


Get your preferred Email name!
Now you can @ymail.com and @rocketmail.com.