Saat ini sungguh sulit dan tidak mudah mencari dan mendapati seorang pemimpin yang betul-betul bisa disebut pemimpin. Pemimpin yang saya maksud adalah seorang pemimpin dalam arti yang sesungguhnya dan ideal.
Mungkin tidak bisa disalahkan jika hingga saat ini, banyak orang beranggapan bahwa institusi yang melahirkan banyak pemimpin handal hanyalah institusi TNI. Pola rekrutmen dan pembinaan yang dimiliki organisasi TNI memang diakui atau tidak sudah sangat matang dan teruji. Saya merasakan langsung kualitas dan gaya kepemimpinan seorang pemimpin yang lahir dari institusi ini. Saat ini Sekjen Kemenkes, dr. Supriyantoro kebetulan juga berasal dari institusi TNI.
Tegas, bijak dan focus salah satu cirinya kepemimpinan beliau saat ini. Sedangkan pemimpin yang lahir dari dunia birokrasi dan pendidikan umumnya memiliki sifat kaku dan oportunis. Suatu sifat yang melekat dan susah dirubah. Beda halnya jika pegawai birokrasi dimaksud sebelumnya sudah memiliki bekal dan pengalaman di luar atau organisasi lainnya atau benar-benar telah melewati tahapan kepemimpinan dan pendidikan kepemimpinan yang matang.
Pola pembinaan karier dan kepemimpinan di lingkup birokrasi sebetulnya lebih terasa gairah dan manfaatnya di era orde baru. Namun, sayangnya saat ini pola tersebut tidak diteruskan apalagi ditingkatkan sehingga pada gilirannya akibat pola pembinaan dan lingkungan institusi yang tidak kondusif mendukung lahirnya pemimpin-pemimpin yang serupa kualitasnya seperti yang dilahirkan institusi TNI, maka yang terjadi adalah penurunan kualitas pemimpin birokrasi. Hal ini menyedihkan karena pada ujungnya penurunan kualitas pemimpin akan berimbas pada penurunan kualitas organisasi itu sendiri.
Pengalaman selama bekerja di birokrasi dengan berbagai institusi, mengajarkan dan menjelaskan kepada saya, bahwa pemimpin memang lahir dan diciptakan karena beberapa hal atau faktor.
Faktor pertama adalah karena pemimpin tersebut memang sudah lahir (memiliki bakat) dan ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Tipe pemimpin seperti ini memang sangat jarang dan anda sangat beruntung jika menemukannya atau berkesempatan menjadi teman atau stafnya. Pemimpin seperti ini biasanya sudah memiliki bakat yang lengkap untuk menjadi pemimpin. Kharismatik dan disegani adalah ciri khas tipe pemimpin seperti ini. Namun saat ini di birokrasi sudah sangat jarang ditemui tipe pemimpin seperti ini.
Faktor kedua adalah pengaruh lingkungan dan pendidikan. Pemimpin yang lahir dari latar belakang pendidikan yang baik, wawasan luas dan lingkungan sehat maka akan menjadi pemimpin yang cukup baik.
Perilaku pemimpin akan sangat menentukan hubungan kerja dengan bawahannya dan juga usahanya dalam membentuk pola-pola organisasi, saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan adalah perilaku pemimpin dalam menunjukkan persahabatan dan respek dalam hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya dalam suatu kerja.
Sedangkan George R Terry (2006 : 124), mengemukakan 8 (delapan) ciri mengenai kepemimpinan dari pemimpin yaitu :
(1) Energik, mempunyai kekuatan mental dan fisik;
(2) Stabilitas emosi, tidak boleh mempunyai prasangka jelek terhadap bawahannya, tidak cepat marah dan harus mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar;
(3) Mempunyai pengetahuan tentang hubungan antara manusia;
(4) Motivasi pribadi, harus mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin dan dapat memotivasi diri sendiri;
(5) Kemampuan berkomunikasi, atau kecakapan dalam berkomunikasi dan atau bernegosiasi;
(6) Kemamapuan atau kecakapan dalam mengajar, menjelaskan, dan mengembangkan bawahan;
(7) Kemampuan sosial atau keahlian rasa sosial, agar dapat menjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahannya, suka menolong, senang jika bawahannya maju, peramah, dan luwes dalam bergaul;
(8) Kemampuan teknik, atau kecakapan menganalisis, merencanakan, mengorganisasikan wewenang, mangambil keputusan dan mampu menyusun konsep.
Kemudian, kepemimpinan yang berhasil di abad globalisasi menurut Dave Ulrich adalah: "Merupakan perkalian antara kredibilitas dan kapabilitas."
Kredibilitas adalah ciri-ciri yang ada pada seorang pemimpin seperti kompetensi-kompetensi, sifatsifat, nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang bisa dipercaya baik oleh bawahan maupun oleh lingkungannya.
Sedangkan kapabilitas adalah kamampuan pemimpin dalam menata visi, misi, dan strategi serta dalam mengembangkan sumber-sumber daya manusia untuk kepentingan memajukan organisasi dan atau wilayah kepemimpinannya."
Kredibilitas pribadi yang ditampilkan pemimpin yang menunjukkan kompetensi seperti mempunyai kekuatan keahlian (expert power) disamping adanya sifat-sifat, nilai-nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang positif (moral character) bila dikalikan dengan kemampuan pemimpin dalam menata visi, misi, dan strategi organisasi/ wilayah yang jelas akan merupakan suatu kekuatan dalam menjalankan roda organisasi/wilayah dalam rangka mencapai tujuannya.
semoga kita semua dapat menjadi pemimpin-pemimpin handal