Wednesday 27 February 2013

Penyebab wanita selingkuh

– Selingkuh biasa terjadi akibat dari sudah bosanya suatu hubungan sehinga pasangan akan melakukan selingkuh untuk merasakn suatu hubungan yang berbeda, ternyata bukan hanya pria saja yang suka selingkuh wanita pun juga sering melakukan selingkuh, ada beberapa penyebab kenapa wanita suka  selingkuh. Nah kamu ingin tahu penyebab apa aja yang bisa membuat wanita melakukan selingkuh ? Berikut ini ada beberapa penyebab kenapa wanita suka selingkuh seperti dikutip dari inilah.com.
1. Kesulitan ekonomi
Masalah ekonomi merupakan penyebab nomor satu perceraian. Dalam hubungan rumah tangga suami yang lemah ekonominya dan pemalas bisa menjadi pemicu sang istri berselingkuh, bahkan menceraikannya. Itu pula yang terjadi pada pasangan yang belum menikah.
2. Hubungan terlalu nyaman
Bila hubungan dengan pasangan terlalu nyaman sehingga kedua pihak atau salah satunya merasa tak mempunyai tantangan lagi sehingga mengalami kejenuhan, bukan tak mungkin perselingkuhan bisa terjadi. Perasaan bosan ini, tak hanya dialami oleh lelaki, tapi juga perempuan.
Kondisi inilah yang menyebabkan beberapa perempuan mencari lelaki idaman lain untuk menciptakan lagi ‘suasana baru’ atau variasi yang tak membosankan, meski tak semua perempuan melakukan hal tersebut.
3. Kurang intim
Selingkuh juga bisa dilakukan perempuan bila hubungan dengan pasangan resminya kurang mesra atau intim. Intim bukan sekadar seks tapi kedekatan emosional dan kedalaman hubungan.
Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor misalnya, pasangan yang terlalu sibuk dengan pekerjaan atau kurang romantis dan kaku sehingga hubungan terasa hambar.
4. Tak pernah dihargai
Dianggap tidak ada atau sering merasa tak dipedulikan, bisa membuat perempuan mencari lelaki idaman lain. Dari pasangan lain itulah ia mendapat banyak perhatian dan merasa dihargai, sehingga perempuan merasa nyaman.
Bahkan tak jarang, beberapa perempuan rela meninggalkan pasangan resminya lantaran ia merasa mendapatkan figur yang sangat mencintai dan memerhatikannya, serta memedulikan perasaannya.
5. Senjata melarikan diri
Wanita yang kurang bahagia akan menggunakan perselingkuhan sebagai senjata melarikan diri dari hubungannya. Karena banyak pria yang jarang bisa memaafkan pasangan yang selingkuh, wanita yang selingkuh pun akhirnya bisa kabur dari kehidupan cintanya yang tidak bahagia.
“Ada orang yang takut mengakhiri hubungan, sehingga mereka sengaja berbuat kesalahan agar dibenci pasangannya,” kata psikolog Kelly Wallace dari ivillage.com.

Dampak Rokok

Powered by Telkomsel BlackBerry®

Sunday 24 February 2013

5 Penyebab Utama Suami Menceraikan Istrinya

Sumber:

http://www.iniloh.net/5-penyebab-utama-suami-menceraikan.html


5 Penyebab Utama Suami Menceraikan Istrinya - Bisa membina rumah tangga yang syakinah sampai menjadi kakek nenek tentunya merupakan dambaan bagi setiap orang, tapi seperti yang sering dikatakan orang bijak kalau hidup itu adalah sebuah skenario besar milik Allah, yang kita tidak tau kapan selesainya dan apa yang akan kita alami besok,lusa, atau bahkan 1 jam dari sekarang.

Begitu juga kata orang bijak tersebut berlaku dalam kehidupan berumah tangga yang mungkin sekarang baik - baik saja dan besoknya malah timbul masalah yang besar sampai mengharuskan seorang istri bercerai dengan suaminya,  karena sudah gagal mempertahankan hubungan rumah tangga.

Biasanya kalau ada perceraian dalam satu rumah tangga, yang paling sering menggugat cerai adalah suami, mungkin hal itu karena sang istri tidak memiliki kemampuan atau keberanian dalam melakukan hal tersebut. Tapi siapa yang menggugat duluan tidaklah penting, karena ujung - ujungnya sama sama akan bercerai. Kalau seperti kata diatas, sang suami yang menggugat istrinya bercerai, terus apa penyebabnya? Berikut ini blog sederhana yang artikelnya banyak di copy blog lain akan mencoba membahas penyebab utama suami menceraikan istrinya.
 
1. Wanita Idaman Lain
Dari sekian banyak pria yang berhasil saya tanyai, menurut mereka penyebab utama mereka bercerai adalah karena mereka sudah memiliki wanita idaman lain, tanpa pernah mempedulikan anak dan istrinya, pria yang sudah punya wanita idaman lain tersebut tanpa rasa kasihan begitu saja menceraikan istrinya. Tanpa berpikir tentang masa depan anaknya nanti, karena biasanya anak korban percerain orang tua sikologisnya akan terganggu dan bisa menyebabkan anak tersebut trauma.

2. Persilingkuhan
Yang ini merupakan masalah yang paling sering membuat orang bercerai, karena setelah suaminya ketahuan berselingkuh sang istri pasti marah dan ketika ditanya sang suami juga tidak mau mengaku, pada akhirnya akan tercipta hubungan yang kurang harmonis dalam rumah tangga yang bila tidak dicari solusi yang baik dan istri selalu mengungkit-ungkit dan mempermasalahkan maka seringkali akan berujung dengan perceraian.

3. Poligami
Sudah memiliki istri yang cantik, baik, perhatian dll juga belum tentu  bisa membuat seorang suami puas, selain adanya fitrah seorang lelaki untuk berpoligami, terbukti dengan banyaknya suami yang mulai melakukan tindakan poligami. Sebaik apapun istri jika seorang suami melakukan tindakan poligami pasti tidak akan disetujui oleh istri. Tapi walau sampai sekeras apapun perjuangan istri agar tidak di poligami tapi bila suaminya tetap tidak peduli, maka yang terjadi adalah perceraian. Mungkin ada beberapa istri yang mau menerima agar tidak diceraikan, tapi yang tidak mau menerima terpaksa mereka berujung di meja hijau.

4. Mandul/Tidak Bisa Punya Anak
Setiap orang pasti ingin memiliki keturunan, apalagi setelah menikah. Tapi bagaimana kalau sang istri atau suami mandul? Tentunya anda tidak bisa memiliki keturunan, kalau yang mandul suami maka istri tidak akan diceraikan. Nah kalau yang mandul istri bagaimana, jawabannya ada dua yaitu yang pertama istri diceraikan dan yang kedua dimadu. Tapi biarpun akan di madu, kalau istri tidak setuju pastinya akan diceraikan. Untuk masalah ini benar - benar tergantung pada sifat seorang suami, apa dia mau menerima apa adanya atau tidak.

5. Istri Ketahuan Selingkuh
Untuk yang satu ini mungkin tanpa basa - basi lagi seorang istri akan langsung diceraikan, karena suami mana sih yang ingin memiliki istri  selingkuh.




Pernikahan Bubar Karena Teknologi




Selalu ada sisi positif dan negatif dari semua hal, termasuk teknologi. Jika tidak hati-hati, perkembangan teknologi yang harusnya memudahkan, justru bisa menganggu kisah cinta Anda.

Ada orang yang mendapatkan kekasih lewat Internet, tetapi ada juga yang dicampakkan pujaan hati lewat SMS. Kehadiran teknologi dalam dunia percintaan memang kini semakin maju. Bukan hanya sekadar alat penghubung tapi juga bisa berfungsi sebagai detektif sampai "satpam". Nah, jika tidak hati-hati, kecanggihan teknologi yang baik malah bisa berbalik merugikan kehidupan cinta Anda. Waspadalah!

Sibuk sendiri
Ketak-ketik di BlackBerry atau telepon selular cerdas Anda hampir tak bisa berhenti bahkan sampai detik terakhir sebelum tidur. Sering kali Anda lebih fokus pada ponsel, ketimbang pasangan yang duduk manis di sebelah. Saat liburan, interaksi Anda berdua juga kerap kurang maksimal karena kehadiran gangguan yang masuk melalui gadget Anda.

Jangan biarkan gadget atau alat komunikasi lainnya mengurangi kualitas hubungan Anda dengan orang terdekat. Usahakan sebisa mungkin melupakan gadget Anda dan berbincang dengan kekasih, teman makan malam. Bagaimanapun sentuhan personal dan interaksi saat tatap muka penting untuk meningkatkan kualitas hubungan walau Anda sudah saling berkabar seharian lewat pesan singkat.

Prioritas pertama

Apa yang Anda lakukan ketika baru bangun tidur? Memeluk pasangan, mencium si buah hati, atau memeriksa pesan di ponsel Anda? Jawaban yang terakhir mungkin lebih banyak dipilih saat ini.

Sadarkah Anda bahwa saat ini si gadget andalan sudah berubah jadi prioritas ketimbang orang tersayang? Berapa kali Anda harus melepaskan genggaman saat menonton bioskop dengan kekasih karena harus memeriksa pesan? Kerap juga pembicaraan penting dengan pasangan terganggu karena ada tanda pesan masuk di ponsel.

Jangan membiarkan diri Anda "dijajah" gadget. Selalu tetapkan batasan kapan Anda bisa terus memeriksa pesan di ponsel dan kapan Anda bisa benar-benar fokus untuk berinteraksi dengan kekasih. Orang tersayang Anda pasti kecewa jika ia dinomorduakan, meski oleh benda elektronik.

Eksistensi
Semakin berkembang, Internet menjadi tempat untuk berbagai macam hal, termasuk tempat menunjukkan eksistensi. "Kok status Facebook kamu masih single, kan kita sudah jadian?"

"Pasang foto sama aku dong di avatar Twitter?"

Nah, hal kecil seperti ini sering jadi pemicu konflik. Kata sayang atau komitmen kini tak cukup lagi hanya ditunjukkan secara tatap muka langsung. Status di Internet pun penting untuk mengukuhkan sebuah hubungan. Jika kekasih keberatan, maka potensi konflik bisa terjadi.

Dianggap masih ingin cari pacar, tidak mau menunjukkan sudah punya istri, atau bahkan dituduh tidak sayang jika tidak mau memajang eksistensi orang tersayang di situs jejaring sosial! Padahal setiap orang punya alasan dan preferensinya masing-masing.

Bisa saja sang kekasih menolak mengungkap terlalu banyak kisah pribadi atau kehidupan cintanya di jejaring sosial karena lebih banyak menggunakannya untuk urusan pekerjaan. Bicarakan hal ini baik-baik dan jangan jadikan sebagai tuntutan.

Jika ia memang siap membuka kehidupan pribadinya ke publik, tanpa diminta pun ia akan senang hati memasang status in a relationship atau married di profil jejaring sosialnya.

Mata-mata

Penguntit atau stalker era masa kini memang berbeda dengan jaman Alfred Hitchcock. Sekarang, tak lagi perlu keluar rumah untuk mengetahui apa yang sedang dikerjakan kekasih, di mana ia berada, hingga dengan siapa ia pergi. Cukup intip-intip status jejaring sosialnya atau bahkan lengkapi ponselnya dengan aplikasi berbasis GPS sehingga mudah melacak keberadaannya.

Ini juga menjadi potensi konflik karena tak sedikit pasangan yang cemburu buta. Kekasih dan mantannya sama-sama 'check-in' foursquare di mal tertentu dan bukan berarti mereka sedang bersama. Bisa saja kebetulan.

Atau kasus lain, jika pasangan Anda terlalu sering mention seseorang di Twitter, maka Anda secara otomatis membuka profil orang tersebut: Siapa dia dan apa hubungannya dengan kekasih Anda.

Apakah dalam konfrontasi Anda lebih percaya Internet ketimbang ucapan pasangan? Apalagi jika pasangan saling tahu password. Secara berkala pasti akan ada aktivitas saling memeriksa inbox atau aktivitas dan pertemanannya di situs tersebut secara diam-diam.

Huft! Melelahkan sekali ya jadi kekasih zaman sekarang. Mungkin banyak yang sudah lupa pada yang namanya kepercayaan dalam suatu hubungan. Karena itu jangan lupakan komunikasi tatap muka langsung agar hubungan tetap kuat tanpa perlu sibuk menjadi penguntit di dunia maya.

Tuntutan baru
Sudah dibaca ("R") kenapa belum dibalas? Kenapa dia nggak mau memberi tahu password Facebook? Tak sedikit juga pasangan yang meminta kekasihnya mengirim bukti foto tempat ia berada karena tidak percaya pada ucapan kekasih. Banyak tuntutan baru muncul dengan adanya perkembangan teknologi. Tuntutan ini seringkali menjadi sumber konflik jika pasangan belum memiliki dasar hubungan yang kuat.

Mudah menilai
"Pacar baru kamu narsisistik ya, lihat saja Facebooknya."

"Kayaknya teman baru kamu orangnya aneh deh kalau aku lihat Twitternya."

Ketika bertemu atau mendengar nama orang baru, tak jarang yang dilakukan adalah mencari akun jejaring sosialnya atau menelusuri namanya di mesin pencari. Hasil pencarian akun jejaring sosialnya pun bermacam-macam. Ada yang positif, ada yang negatif. Tapi sering hasil pencarian itu dijadikan bahan untuk menilai orang tersebut. Bisa jadi Anda membatalkan kencan hanya karena melihat "keanehan" pada akun jejaring sosialnya.

Seperti halnya jangan menilai buku hanya dari sampulnya, jangan pula menilai seseorang hanya dari akun jejaring sosialnya. Memang akun jejaring sosialnya bisa memberikan gambaran tentang orang tersebut, tapi tak ada salahnya bertemu langsung dan siapa tahu ia tak seperti yang Anda duga.

Selingkuh
Ini yang paling berpotensi menimbulkan konflik. Beberapa studi mengatakan aktivitas yang tinggi pada situs jejaring sosial dan alat komunikasi bisa membuka potensi selingkuh. Kemudahan untuk menggoda dan berhubungan dengan teman lama bisa membuka pintu baru untuk main api. Sekadar berteman atau sudah masuk ke kategori selingkuh? Batasan flirting pun kini semakin abu-abu dengan adanya fitur-fitur di jejaring sosial dan media komunikasi.



Mengapa Perselingkuhan Wanita Lebih "Berbahaya"

Mengapa Perselingkuhan Wanita Lebih "Berbahaya"



Jika ada yang menyebut kata "selingkuh", biasanya yang pertama terlintas di pikiran kita adalah seorang playboy atau sesosok pria yang sering menyakiti hati wanita. Selingkuh seolah-olah identik dengan perilaku dan kebiasaan lelaki. Padahal kenyataannya tak begitu.

Baru-baru ini Manchester Metropolitan University di Inggris melakukan penelitian tentang perilaku berselingkuh pada wanita dan pria. Hasilnya, 20 persen pria mengaku pernah berselingkuh dari pasangannya.

Bagaimana dengan wanita? Ternyata angkanya tak jauh berbeda.

Sebanyak 16 persen wanita di Inggris mengaku pernah tak setia. Tapi sebetulnya pria perlu lebih berhati-hati menjaga agar pasangannya tak berselingkuh. Penelitian lainnya tentang perselingkuhan membuktikan bahwa perselingkuhan wanita ternyata lebih "berbahaya" dibandingkan perselingkuhan pria. Bagaimana bisa?


Wanita berselingkuh jika hubungannya bermasalah
Sebagian besar pria berselingkuh karena tak dapat menahan nafsu. Bisa saja hubungannya dengan istri/kekasihnya sebetulnya tak bermasalah. Ia hanya semata tergoda oleh wanita lain atau dihadapkan pada kesempatan untuk berselingkuh yang tak dapat ia tolak. Menurut Ruth Houston, penulis buku "Is He Cheating On You", hanya 20 persen wanita yang berselingkuh karena nafsu. Sedangkan pada pria, angkanya mencapai 80 persen.

Wanita justru sebaliknya. Jika hubungannya asmaranya baik-baik saja, ia biasanya tak akan berselingkuh. Alasan utama wanita berselingkuh adalah karena ia sebetulnya tak bahagia dengan hubungannya. Alasannya bisa karena kesepian, seks yang tak memuaskan, atau kebutuhan emosi yang tak terpenuhi. Intinya ada sesuatu yang tak bisa dipenuhi oleh suami atau pasangannya itu.

Menurut Helen Fisher, PhD, antropolog biologi dan penulis buku "Why We Love", 66 persen wanita yang berselingkuh mengaku tak bahagia dalam pernikahannya. Sedangkan pada pria, angkanya hanya 44 persen.


Wanita terikat secara emosi pada selingkuhannya
Karena wanita berselingkuh dengan alasan emosional (bahasa kerennya "main hati"), biasanya akan lebih sulit pula bagi wanita untuk mengakhiri perselingkuhan tersebut. Tak jarang wanita merasa jatuh cinta pada pria idaman lain tersebut, bahkan mencintainya lebih dari pasangannya sendiri.

Ikatan emosional antara wanita dengan selingkuhannya juga lebih kuat dibandingkan pria dengan selingkuhannya. Sebuah penelitian membuktikan bahwa perselingkuhan yang dimulai atau diawali oleh sang wanita biasanya bertahan tiga kali lebih lama dibanding perselingkuhan yang dimulai oleh laki-laki.


Wanita berselingkuh dengan lebih "serius"
Pria mungkin bisa dengan mudah dan tanpa pikir panjang memutuskan untuk selingkuh. Tak demikian halnya dengan wanita. Wanita selalu memikirkan baik-baik apa risikonya jika ia berselingkuh. Jika hubungan terlarang itu dia anggap hanya buang-buang waktu, atau risikonya tak sepadan dengan kesenangannya, ia tak akan melanjutkan. Pria dapat berselingkuh berkali-kali dengan banyak wanita karena baginya itu tak berarti apa-apa, tapi bagi wanita, jika ia memutuskan untuk selingkuh artinya pria idaman lain itu istimewa.


Wanita lebih jago menyembunyikan perselingkuhan
Wanita seringkali mengetahui saat pasangannya berselingkuh, tapi tidak sebaliknya. Selain pria tak memiliki insting mendeteksi kebohongan seperti wanita, kaum wanita juga lebih piawai menyembunyikan hubungan terlarangnya. Wanita sudah terlatih untuk berbohong sejak kecil demi menjaga perasaan orang lain. Hal yang sama tak terjadi pada pria, sehingga pria biasanya merasa lebih gugup saat berbohong.
 



Waspada, 40 Tahun Adalah Usia Rentan Selingkuh

Menjelang usia 40 Tahun Adalah Usia Rentan Selingkuh


Kalau saat pacaran, memergoki pasangan yang selingkuh jalan keluarnya relatif mudah, yaitu putus dan cari pacar baru. Tapi kalau sudah menikah, lain lagi persoalannya, apalagi jika sudah punya anak. Penelitian menemukan bahwa usia 40 tahunan merupakan usia rawan selingkuh.

Sebuah survei di Inggris yang dilakukan situs bernama maritalaffair.co.uk terhadap lebih dari 600.000 anggotanya menyelidiki usia, profesi, lama perkawinan dan faktor gaya hidup lainnya yang paling berisiko membuat seseorang berselingkuh dari pasangan.
 
Di antara seluruh responden, baik pria maupun wanita, lebih dari setengahnya pernah berpikir untuk selingkuh saat usia pernikahan kurang dari 7 tahun. Lama pernikahan 8-14 tahun juga masuk dalam durasi yang rentan dan berada dalam urutan kedua setelah 7 tahun usia pernikahan. Risikonya semakin menurun seiring lamanya kebersamaan.

Pria yang berwirausaha atau memiliki usaha sendiri adalah yang paling besar risikonya punya simpanan atau hubungan gelap, diikuti oleh pria yang duduk pada kursi manajemen eksekutif. Pada wanita, yang paling berisiko selingkuh justru ibu rumah tangga, kemudian diikuti oleh profesi sekretaris.

Pada wanita, usia 40 tahun adalah masa di mana mereka mulai nakal dan melirik pria lain. Sebanyak 24% wanita menjalin hubungan dengan pria lain saat usianya menjelang 40 tahun, lainnya saat 41-45 tahun. Sebanyak 21% lainnya saat berusia 46-50 tahun seperti dikutip dari Female First, Minggu (4/11/2012). Pada pria, ternyata usia nakalnya lebih lambat, yaitu pada usia menjelang 50 tahunan. Sebanyak 19% pria mulai selingkuh saat berusia 46-50 tahun, 18% lainnya saat berusia 51-55 tahun dan 16% lainnya saat berusia 41-45 tahun. Usia pria yang paling setia adalah di atas 75 tahun dan antara 18-25 tahun.

Anak ternyata tidak selalu dapat dijadikan jaminan seseorang akan setia. Pasalnya, sebanyak 30% wanita dan 30% pria yang telah punya 2 orang anak tetap saja berselingkuh. Tak punya anak pun juga tetap berisiko, sebab sebanyak 30% pria dan 28% wanita yang mengaku berselingkuh belum punya momongan.

Survei juga menemukan ada beberapa alasan yang membuat orang berselingkuh, yaitu kurangnya keintiman, balas dendam, pasangan sedang sakit atau sekedar ingin berhubungan seks saja dengan orang lain. Alasan yang paling umum adalah kurangnya keintiman dan dipilih oleh 75% wanita dan 78% pria.



sumber : healthdetik.com

Wanita pada usia 40-an

Pemicu Wanita Depresi di Usia 40-an

Gustia Martha Putri - Okezone

MESKIPUN tidak ada bukti pasti, tetapi para psikiater sebagian besar setuju bahwa wanita dan depresi memiliki keterkaitan satu sama lain saat mereka di usia lanjut. Hal ini dimungkinkan adanya hubungan fakta bahwa aktivitas hormonal mereka jauh lebih bergejolak daripada pria.
 
Depresi atau stres adalah salah satu sumber pemicu penyakit, sehingga masalah ini baik pada pria ataupun wanita harus ditangani dengan serius. Khusus untuk wanita setelah 40 tahun ini adalah tren menjadi sindrom mental yang mengamuk.
 
Berikut analisis para psikiater yang dipaparkan Boldsky mengenai penyebab-penyebab depresi yang dialami wanita di usia 40-an.
 
Menopause
 
Saat usia 20 hingga 30 tahunan, mood wanita dipengaruhi oleh naik turunnya hormon. Sedangkan pelaku utama penyebab depresi wanita di usia 40 tahunan adalah menopause. Kebanyakan wanita mengalami menopause (penghentian siklus menstruasi) di antara usia 40 dan 50.
 
Implikasi emosional
 
Menopause pun memiliki implikasi emosional pada seorang wanita. Ketika seorang wanita mencapai titik ini dalam hidupnya, dia tidak pernah bisa mengandung bayi lagi. Meskipun itu mungkin tidak menjadi tujuan dia lagi, tapi memiliki efek psikologis yang mendalam pada pikiran bawah sadarnya.
 
Krisis percaya diri
 
Ketika depresi melanda, secara psikologis seorang wanita di usia 40 tahunan akan berpikir telah menghabiskan separuh hidupnya. Tapi ini umum dirasakan baik pada wanita maupun pria dan kondisi ini dinamakan "krisis hidup pertengahan". Jika pria menghadapinya dengan menenggelamkan diri, wanita cenderung lebih membiarkan dirinya untuk "menikmati" waktu depresi tersebut berkali-kali.
 
Ketika anak mulai beranjak dewasa
 
Bagi ibu yang bekerja ataupun ibu rumah tangga, akan merasakan sebuah kekhawatiran di saat anak mulai tumbuh beranjak dewasa. Saat masa kecil, anak-anak telah banyak menyita waktu masa para ibunda untuk mengurus dan membesarkannya. Mulai dari saat lahir hingga duduk di bangku kuliah. Anak-anak terus membutuhkan perhatian ibu hingga suatu saat nanti mereka mampu mengarahkan dirinya sendiri. Hal ini terjadi ketika seorang ibu berusia di antara 40 hingga 50 tahunan. Dan fakta tersebut pun akan mulai kembali terjadi ketika buah hati telah menemukan "wanita lain" yang menjadi tambatan hatinya.
 
Mimpi buruk yang nyata bagi penikmat karier
 
Bagi wanita yang saat masa usia produktifnya selalu mendewakan karier. Saat usia 40 dan 50-an akan menjadi masa-masa yang amat disesalkan. Terlebih setiap melihat teman-teman seumuran menikmati masa perkembangan buah hatinya. Karenanya bagi Anda yang masih jauh dari masa ini, perhatikan hal ini sebelum Anda melewatinya.
 
Kaca tidak akan berbohong
 
Seiring bertambahnya usia, mungkin cermin tak lagi menjadi sahabat bagi Anda di usia 40 hingga 50-an. Penuaan adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.
 


Saturday 23 February 2013

Baharudin Jusuf Habibie


Prof. BJ Habibie seorang Guru dan Panutan 




doa Prof. Habibie yang dituliskan berjudul Doa Habibie & Ainun. Begini yang ditulis beliau:

“Terima kasih Allah, ENGKAU telah lahirkan Saya untuk Ainun dan Ainun untuk Saya

Terima kasih Allah, Engkau sudah mempertemukan Saya dengan Ainun dan Ainun dengan Saya

Terima kasih Allah, hari Rabu tanggal 7 Maret 1962, ENGKAU titipi kami bibit Cinta yang Murni, Suci, Sejati, Sempurna, dan Abadi melekat pada diri Ainun dan Saya

Terima kasih Allah, ENGKAU telah memungkinkan kami menyiram bibit cinta kami ini dengan kasih saying nilai Iman, Takwa, dan budaya kami tiap saat sepanjang masa

Terima kasih Allah, ENGKAU telah menikahkan Ainun dan Saya sebagai Suami Isteri tak terpisahkan di mana pun kami berada sepanjang masa

Terima kasih Allah, ENGKAU telah perkenankan Ainun dan Saya bernaung dan berlindung di bawah bibit cinta titipanMU ini di mana pun kami berada, sepanjang masa sampai Akhirat

Terima kasih Allah, ENGKAU telah memungkinkan kami dapat menyaksikan, merasakan, menikmati, dan mengalami TitipanMU menjadi Cinta yang Paling Murni, Paling Suci, paling Sejati, Paling Sempurna, dan Paling Abadi di seluruh Alam Semesta dan sifat ini hanya dapat dimiliki oleh ENGKAU Allah

Terima kasih Allah, ENGKAU telah menjadikan Ainun dan Saya Manunggal Jiwa, Roh, Batin, dan Nurani kami melekat pada Diri Kami sepanjang masa di mana pun Kami berada

Terima kasih Allah, ENGKAU telah memungkinkan terjadi sebelum Ainun dan Saya tanggal 22 Mei 2010 pukul 17.30 untuk sementara dipisahkan. Ainun berada dalam Alam Baru dan saya untuk sementara masih di Alam Dunia

Terima kasih Allah, perpisahan kami berlangsung damai, tenang, dan khidmat dengan keyakinan bahwa KebijaksanaanMU adalah terbaik untuk Ainun dan Saya
Berilah Ainun dan Saya petunjuk mengambil jalan yang benar, Kekuatan untuk mengatasi apa yang sedang dan akan Kami hadapi di manapun Kami berada

Lindungilah Ainun dan Saya dari segala Gangguan, Ancaman, dan Godaan yang dapat mencemari Cinta, Murni, Suci, Sejati, Sempurna, dan Abadi kami, sepanjang masa.” Amien.

Dr. Dicky Budiman


Titipan Allah: Nadinda Nur Anisya, Natasya Nur Daniah, Dearyl Ferdick Budiman dan Nadhifa Nur Anasya


Dearyl Ferdick Budiman, Nadhifa Nur Anasya dan Natasya Nur Daniah

Kehadiran anak dalam keluarga merupakan sebuah pelengkap kebahagiaan dalam bahtera rumah tangga kita. Namun begitu banyak kita dengar dan saksikan, anak yang disia-siakan oleh orang tuanya sendiri. Mulai dari masih dalam kandungan ibunya, hingga anak itu sudah lahir ke dunia. Sudah tak terhitung ibu yang melakukan aborsi karena hamil di luar nikah, atau bayi yang dibuang begitu saja di tempat sampah dan dilempar ke sungai. Sementara di satu sisi yang lain, banyak sekali pasangan suami istri yang sangat mendambakan anak, tetapi masih juga belum Allah berikan kesempatan untuk memegang amanah mulia tersebut. Sungguh sebuah ironi..







Nadinda Nur Anisya, Natasya Nur Daniah, Dearyl Ferdick Budiman dan Nadhifa Nur Anisya

Bagi anda para suami yang sedang berbahagia karena kehamilan sang istri tercinta, anda yang sedang sedikit stress karena menghadapi istri yang rewel karena ngidam, atau anda yang sedang menanti saat-saat hari kelahiran tiba, berbahagialah dalam menyambut saat-saat itu. Karena ternyata anda dipercaya untuk menjaga amanah tersebut. Berbahagialah karena tidak setiap pasangan bisa seperti anda. Baik anda sebagai seorang suami ataukah itu seorang istri. Kebahagiaan dalam menyambut si kecil keturunan dan generasi kita yang akan melanjutkan perjuangan kita, penerus riwayat keturunan kita.
Anak adalah titipan dari Allah yang harus kita jaga sebaik mungkin, karena anak adalah investasi masa depan kita. Bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Bukankah anak yang soleh akan menjadi penyebab orang tua masuk surga? Oleh karena itu mulailah menjaga si kecil dari sejak dalam kandungan hingga ia lahir, beranjak besar hingga ia dewasa nanti.










Tugas orang tua tidak hanya memberi anak semua kebutuhan dunianya semata, tapi wajib bagi orang tua untuk memberikan anak semua kebutuhan ukhrawinya. Mengajarinya Islam yang benar, mengenal Allah dan Rasul-Nya dan melaksanakan semua perintah dan larangan-Nya. Anak ibarat kertas polos yang siap dicorat-coret oleh orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua ibaratnya sebuah pena yang akan menuliskan apa saja yang orang tuanya mau.










Perhatikanlah wahai para orang tua, jangan sia-siakan anak kita. Jangan sia-siakan amanah Allah tersebut. Karena anak bisa menjadi bumerang maut bagi kita apabila kita tidak bisa menjaganya, apalagi di jaman sekarang yang semuanya begitu mudah bagi anak untuk mengakses berbagai macam informasi, jangan sampai anak menangkap semua informasi yang salah dari lingkungannya, karena itu akan terekam dalam otaknya dan akan menjadi ideologi yang akan menjadi jati dirinya dalam menjalani hidup.
Untuk itu, mari mulai sekarang menjadi orang tua yang baik untuk anak kita. Menjadi contoh dan teladan yang baik bagi buah hati kita. Dan mengantarkan mereka ke dalam kebaikan dan kemuliaan sebagaimana anak-anak di jaman Rasulullah yang selalu dididik dengan didikan Islam yang sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
Mulailah dari sekarang 





Perkembangan Anak


Monitor Perkembangan Anak Kita :
Apakah Normal atau Abnormal ?
Mengamati seorang anak yang sedang berkembang merupakan hal yang sangat menarik. Ia berkembang dari bayi yang sedang terlentang pasif, kemudian dapat tengkurap, duduk, berdiri, berjalan sampai berlari-lari dengan aktif. Dari tidak mengerti apa-apa, mengoceh, kemudian dapat berbicara. Proses perkembangan otak yang optimal sesuai dengan tahapan umurnya.
Perkembangan dapat dibagi menjadi perkembangan motorik kasar, perkembangan pemecahan masalah visuo-motor yang merupakan gabungan fungsi penglihatan dan motorik halus, perkembangan bahasa dan perkembangan sosial. Sebenarnya perkembangan seorang anak merupakan suatu kesatuan yang utuh, pembagian tersebut semata-mata hanya untuk memudahkan pengamatan, diagnosis dan penanganan bila terdapat suatu penyimpangan.
Hubungan perkembangan motorik kasar dengan kecerdasan di kemudian hari sangat sedikit, anak yang menderita redartasi mental tidak selalu mengalami keterlambatan perkembangan motorik kasar sedangkan anak dengan perkembangan motorik kasar yang sangat cepat belum tentu merupakan anak yang cerdas. Mengenai perkembangan motorik kasar tidak dibicarakan hari ini.
Sesuai topik Autisma, yang penting diketahui adalah perkembangan bahasa dan pemecahan masalah visuo-motor. Kedua jenis perkembangan ini sangat berhubungan dengan kemampuan intelek di kemudian hari.
Perkembangan motorik halus dan pemecahan masalah visuo-motor
Perkembangan motorik halus dan pemecahan masalah visuo-motor adalah kemampuan tangan dan jari-jari serta koordinasi mata-tangan untuk memanipulasi lingkungan. Sebagai contoh, misalnya seorang bayi melihat suatu benda yang menarik perhatiannya (visual). Ia berpikir bagaimana cara mendapat benda yang menarik tersebut (kecerdasan). Ia akan merangkak mendekati benda tersebut (lokomosi dan postur), kemudian meraih benda tersebut dengan jari-jarinya dan benda tersebut dimasukkan ke mulutnya (motorik halus). Jelaslah bahwa kemampuan ini dipengaruhi oleh matangnya fungsi motorik berupa postur dan koordinasi saraf-otot yang baik, fungsipenglihatan yang akurat dan kecerdasan. Kemampuan memecahkan masalah visuo-motor merupakan indikator yang baik dari intelegensi si kemudian hari. Bila ada gangguan, harus dibedakan apakah penyebabnya motorik, gangguan penglihatan atau kecerdasan.
Kontrol tangan dimuali dari bahu yang menghasilakan gerak lengan yang kasar, menjadi gerak siku yang baik dan akhirnya gerak pergelangan tangan dan jari-jari. Gerak mengambil benda dimulai dari mengambil dengan genggaman seluruh tangan kemudian menggunakan jari-jari untuk melakukan pincer grasp (menjumput dengan dua jari).
Tahapan perkembangan motorik halus dan pemecahan masalah visuo-motor
Tabel 1. Tahapan perkembangan motorik halus dan pemecahan masalah visuo-motor
Visual
Fiksasi pandangan
lahir
Mengikuti benda melaui garis tengah
2 bulan
Mengetahui adanya benda kecil
5 bulan
Motorik Halus
Telapak tangan terbuka
3 bulan
Menyatukan kedua tangan
4 bulan
Memindahkan benda antara kedua tangan
5 bulan
Meraih unilateral
6 bulan
Pincer grasp imatur
9 bulan
Pincer grasp matur dengan jari
11 bulan
Melepaskan benda dengan sengaja
12 bulan
Pemecahan Masalah
Memeriksa benda
7-8 bulan
Melemparkan benda
9 bulan
Membuka penutup mainan
10 bulan
Meletakkan kubus di bawah gelas
11 bulan
Menggambar
Mencoret
12 bulan
Meniru membuat garis
15 bulan
Membuat garis spontan
18 bulan
Membuat garis horisontal dan vertikal
25-27 bulan
Meniru membuat lingkaran
30 bulan
Membuat lingkaran spontan tanpa melihat contoh
3 tahun
Melaksanakan Tugas
Memasukkan biji ke dalam botol
12 bulan
Melepaskan biji dengan meniru
14 bulan
Melepaskan biji spontan
16 bulan
Menyusun Kubus (gunakan kubus dengan sisi 2,5 cm)
Menyusun 2 kubus
15 bulan
Menyusun 3 kubus
16 bulan
Kereta api dengan 4 kubus
2 tahun
Kereta api dengan cerobong asap
2,5 tahun
Jembatan dari 3 kubus
3 tahun
Pintu gerbang dari 5 kubus
4 tahun
Tangga dan dinding dari beberapa kubus tanpa melihat contoh
6 tahun
Makan
Makan biskuit yang dipegang
9 bulan
Minum dari gelas sendiri/menggunakan sendok
12 bulan
Berpakaian
Membuka baju sendiri
24 bulan
Memakai baju
36 bulan
Membuka kancing
36 bulan
Memasang kancing
48 bulan
Mengikatkan tali sepatu
60 bulan
Keterlambatan perkembangan motorik halus
Adanya keterlambatan harus difikirkan bila ditemukan hal berikut :
  • Tidak mau memegang atau mengenal benda yang diletakkan di tangannya pada usia 4 bulan
  • Tangan tetap terkepal erat sampai usia 4-5 bulan
  • Tidak dapat melakukan gerak menjumput benda kecil dengan ujung jari sampai 1 tahun
  • Tidak dapat melepaskan benda kecil ke dalam gelas usia 18 bulan
  • Tetap bermain dengan jari sampai usia 6-7 bulan
  • Tetap memasukkan benda ke dalam mulut disertai ngiler berlebihan sampai usia 2 tahun
Pada anak yang agak besar, gangguan perkembangan pemecahan masalah visuo-motor dapat diperiksa secara bermain dengan anak. Gunakan kubus berukuran 2,5 cm untuk menguji kemampuan anak. Uji lain dapat dilakukan dengan menggambar menggunakan crayon.
Beberapa gangguan gerak dapat merupakan bagian dari suatu kelainan saraf.
  • Gerakan seperti mencuci tangan terus menerus pada anak perempuan dapat merupakan ciri sindrom Rett, suatu kelainan yang ditandai kemunduran mental seorang anak.
  • Gerakan tangan seperti melambai-lambai disisi tubuh dapat menjadi salah satu autisma.
  • Anak yang bermain monoton dapat menjadi ciri autisma.
Perkembangan bahasa
Fungsi berbahasa merupakan proses paling kompleks di antara seluruh fase perkembangan. Fungsi berbahasa bersama fungsi perkembangan pemecahan masalah visuo-motor merupakan indikator yang paling baik dari ada tidaknya gangguan perkembangan intelek. Gabungan kedua fungsi perkembangan ini akan menjadi fungsi perkembangan sosial. Perkembangan bahasa memerlukan fungsi reseptif dan ekspresif. Fungsi reseptif adalah kemampuan anak untuk mengenal dan bereaksi terhadap seseorang, terhadap kejadian lingkungan sekitarnya, mengerti maksud mimik dan nada suara dan akhirnya mengerti kata-kata. Fungsi ekspresif adalah kemampuan anak mengutarakan pikirannya, dimulai dari komunikasi preverbal (sebelum anak dapat berbicara), komunikasi dengan ekpresi wajah, gerakan tubuh, dan akhirnya dengan menggunakan kata-kata atau komunikasi verbal.
Fungsi berbahasa pada bayi baru lahir
Fungsi reseptif terlihat dengan adanya reaksi terhadap suara. Hal ini pada mulanya bersifat refleks. Kemudian ia memperlihatkan respons motorik berupa terdiam kalau mendengar suara, mengedip, atau seperti gerak terkejut. Fungsi ekspresif muncul berupa mengeluarkan suara tenggorok misalnya bertahak, batuk dan menangis. Fungsi suara tenggorok berangsur menghilang umur 2 bulan, digantikan dengan suara "ooo-ooo". Senyum sosial telah dapat dilihat pada umur 5 minggu dengan berbicara atau mengelus pipinya. Senyum simetris, tidak seperti senyum asimetris yang dapat terlihat pada saat anak buang air besar atau kecil yang disebut sebagai meringis. Reaksi orientasi terhadap bunyi seperti respons motorik, mengedip atau gerakan seperti kaget merupakan hal yang penting untuk diperhatikan.
Fungsi berbahasa pada umur 2-12 bulan
Pada umur 2 bulan, bayi dapat mengeluarkan suara "ooo-ooo" dengan irama yang musikal. Pada umur 4 bulan, terdengar suara "agguuu-aguuu". Pada umur 6 bulan terdengar anak dapat menggumam. Pada umur 8 bulan ia dapat mengucapkan "dadada" lalu menjadi "dada" yang belum berarti, disusul "dada" yang diucapkan saat ia melihat ayahnya. "Mama" akan muncul lebih belakang. Ia dapat mengerti "Tidak boleh!" yang disertai suara nada tinggi pada umur 9 bulan. Pada umur 11 bulan ia dapat mengucapkan kata pertama yang benar, disusul kata kedua pada umur 1 tahun.
Orientasi terhadap bel dapat digunakan untuk menguji kemampuan reseptif dan orientasi. Pada umur 5 bulan ia menoleh tetapi tidak menatap kepada suara. Umur 7 bulan menoleh dan menatap sumber suara. Umur 10 bulan ia mencari dan menatap sumber suara. Bel tidak dapat digunakan untuk menguji pendengaran dengan baik.
Fungsi berbahasa 12-18 bulan
Antara 12-15 bulan terdengar munculnya kata-kata baru sebanyak 4-6 kata. Dapat terdengar pula immature jargoning yaitu anak berbicara dalam bahasa yang aneh, atau mencoba mengucapkan kalimat berupa suara yang tidak jelas artinya. Antara 16-17 bulan, ia sudah dapat menguasai 7-20 kata jargoning menjadi lebih matang yang ditandai munculnya kata yang benar diantara kata yang tidak benar. Pada usia 18 bulan, ia dapat mengucapkan kalimat pendek yang susunannya belum benar misalnya :"Joni minta", "Kasih joni", "minta susu".
Fungsi berbahasa setelah 18 bulan
Pada umur 21 bulan, perbendaharaan kata mencapai 50 kata, dan ia dapat mengucapkan kalimat terdiri dari 2 kata. Ia sudah menggunakan kata "saya"’ kamu walaupun seringkali belum tepat. Pada umur 30 bulan, kata "saya", "kamu" sudah benar. Pada umur 3 tahun ia menguasai 250 kata dan dapat membentuk kalimat terdiri dari 3 kata. Pada umur 4 tahun ia mulai bertanya mengenai arti suatu kata, terutama yang abstrak. Ia dapat bercerita dan menggunakan kalimat terdiri dari 4-5 kata.
Tabel 2. Tahapan perkembangan bicara
Reseptif
Bereaksi terhadap suara
lahir
Tersenyum sosial
5 minggu
Orientasi terhadap suara
4 bulan
Menoleh kepada suara bel

- Fase I
5 bulan
- Fase II
7 bulan
- Fase III
9 bulan
Mengerti perintah "Tidak boleh"
8 bulan
Mengerti perintah ditambah mimik
11 bulan
Mengerti perintah tanpa mimik
14 bulan
Menunjuk 5 bagian badan yang disebutkan
17 bulan
Ekspresif
Oooo-ooo
6 minggu
Guu, guuu
3 bulan
a-guuu, a-guuu
4 bulan
Mengoceh
4-6 bulan
Dadadada (menggumam)
6 bulan
Da-da tanpa arti
Ma-ma tanpa arti
8 bulan
Dada
10 bulan
Ma-ma
Kata pertama selain mama
11 bulan
Kata kedua
12 bulan
Kata ketiga
13 bulan
4-6 kata
15 bulan
7-20 kata
17 bulan
Kalimat pendek 2 kata
21 bulan
50 kata
Kalimat terdiri dari 2 kata
2 tahun
250 kata
Kalimat terdiri dari 3 kata
3 tahun
Kalimat terdiri dari 4-5 kata
Bercerita
Menanyakan arti suatu kata
Menghitung sampai 20
4 tahun
Keterlambatan, disosiasi dan deviansi
Kemungkinan adanya kesulitan berbahasa harus difikirkan bila seorang anak terlambat mencapai tahapan unit bahasa yang sesuai untuk umurnya. Unit bahasa tersebut dapat berupa suara, kata, dan kalimat. Selanjutnya fungsi berbahasa diatur pula oleh aturan tata bahasa, yaitu bagaimana suara membentuk kata, kata membentuk kalimat yang benar dan seterusnya. Keterlambatan bicara terjadi pada 3-15% anak, dan merupakan kelainan perkembangan yang paling sering terjadi. Sebanyak 1% anak uang mengalami keterlambatan bicara tetap tidak dapat bicara. Tiga puluh persen diantara anak yang mengalami keterlambatan ringan akan sembuh sendiri, tetapi 70% diantaranya akan mengalami kesulitan berbahasa, kurang pandai atau berbagai kesulitan belajar lainnya.
Kemampuan berbahasa sangat terlambat bila :
  • Bayi tidak mau tersenyum sosial sampai 10 minggu
  • Bayi tidak mengeluarkan suara sebagai jawaban pada usia 3 bulan
  • Tidak ada perhatian terhadap sekitar sampai usia 8 bulan
  • Tidak bicara sampai usia 15 bulan
  • Tidak mengucapkan 3-4 kata sampai usia 20 bulan
Disosiasi ditandai perbedaan yang bermakna antara kecepatan perkembangan 2 fase yang berbeda. Hal ini penting untuk deteksi gangguan komunikasi, dimana fungsi bahan jelas tertinggal dari fungsi pemecahan masalah. Pada retardasi mental, keduanya terlambat sedangkan pada gangguan motorik yang disebut sebagai palsi selebral fungsi motorik terlambat dibandingkan fungsi bahasa dan pemecahan masalah.
Deviansi menunjukkkan progresi berbahasa yang tidak teratur atau tidak menurut aturan yang seharusnya. Keadaan inilah yang sering lolos dari pemeriksaan. Kadang-kadang salah diagnosis sebagai kelainan jiwa. Misalnya anak berumur 15 bulan sudah mempunyai perbendaharaan kata 10-15 kata (kemampuan anak 18-20 bulan) tetapi tidak menunjukkan jargoning yang imatur (kemampuan anak 14-15 bulan) terlihat juga adanya kata yang diucapkan tetapi tidak dimengerti artinya. Pada anak prasekolah, misalnya dapat membuat kalimat 5 – 6 kata tetapi perbendaharaan baru terbatas pada 200-300 kata (kemampuan anak berumur 2,5 tahun). Deviansi yang hebat sering terlihat dan menjadi ciri autisma. Dalam keadaan ini kemampuan ekspresif lebih menonjol dibandingkan kemampuan reseptif.
Penyebab gangguan bicara dan berbahasa
· Redartasi mental. Redartasi mental adalah kurangnya kepandaian seorang anak dibandingkan anak lain seusianya. Redartasi mental merupakan penyebab terbanyak dari gangguan bahasa. Pada kasus redartasi mental, keterlambatan berbahasa selalu disertai keterlambatan dalam bidang pemecahan masalah visuo-motor.
· Gangguan pendengaran. Anak yang mengalami gangguan pendengaran kurang mendengar pembicaraan disekitarnya. Gangguan pendengaran selalu harus difikirkan bila ada keterlambatan bicara. Pengobatan dengan pemasangan alat bantu dengar akan sangat membantu bila kelainan ini dideteksi sejak awal. Pada anak yang mengalami gangguan pendengaran tetapi kepandaian normal, perkembangan berbahasa sampai 6-9 bulan tampaknya normal dan tidak ada kemunduran. Kemudian menggumam akan hilang disusul hilangnya suara lain dan anak tampaknya sangat pendiam. Adanya kemunduran ini juga seringkali dicurigai sebagai kelainan saraf degeneratif.
· Gangguan bicara karena kelainan organ bicara. Keadaan ini tidak dibahas disisni.
· Gangguan berbahasa sentral adalah ketidak sanggupan untuk menggabungkan kemampuan pemecahan masalah dengan kemampuan berbahasa yang selalu lebih rendah. Ia sering menggunakan mimik untuk menyatakan kehendaknya seperti pada pantomim. Pada usia sekolah, terlihat dalam bentuk kesulitan belajar.
· Yang paling berat adalah autisma yang merupakan gangguan komunikasi yang paling menunjukkan deviansi. Istilah autisma digunakan untuk ciri gangguan berbahasa dan tingkah laku. Hal yang lebih mendalam tentang autisma akan dibahas oleh pembicara lain.
· Mutisme selektif biasanya terlihat pada anak berumur 3-5 tahun, yang tidak mau bicara pada keadaan tertentu, misalnya di sekolah atau bila ada orang tertentu. Atau kadang-kadang ia hanya mau bicara pada orang tertentu, biasanya anak yang lebih tua. Keadaan ini lebih banyak dihubungkan dengan kelainan yang disebut sebagai neurosis atau gangguan motivasi. Keadaan ini juga ditemukan pada anak dengan gangguan komunikasi sentral dengan intelegensi yang normal atau sedikit rendah.
· Deprivasi. Dalam keadaan ini anak tidak mendapat rangsang yang cukup dari lingkungannya. Apakah stimulasi yang kurang akan menyebabkan gangguan berbahasa? Penelitian menunjukkan sedikit keterlambatan bicara, tetapi tidak berat. Bilamana anak yang kurang mendapat stimulasi tersebut juga mengalami kurang makan atau child abuse, maka kelainan berbahasa dapat lebih berat karena penyebabnya bukan deprivasi semata-mata tetapi juga kelainan saraf karena kurang gizi atau child abuse.
· Bicara dalam 2 bahasa hanya kadang-kadang saja menyebabkan keterlambatan. Umumnya anak dapat menguasai 2 bahasa dengan mudah.
· Keterlambatan fungsional: Dalam keadaan ini biasanya fungsi reseptif sangat baik, dan anak hanya mengalami gangguan dalam fungsi ekspresif: Ciri khas adalah anak tidak menunjukkan kelainan neurologis lain.
Cara membedakan berbagai keterlambatan berbahasa
Dengan memperhatikan fungsi reseptif, ekspresif, kemampuan pemecahan masalah visuo-motor dan pola keterlambatan perkembangan, dapat diperkirakan penyebab kesulitan berbicara.
Tabel 3. Diagnosis banding beberapa penyebab keterlambatan berbahasa
Diagnosis
Bahasa reseptif
Bahasa ekspresif
Kemampuan pemecahan masalah visuo-motor
Pola perkembangan
Tuli


normal
Disosiasi
Redartasi mental



Keterlambatan global
Gangguan komunikasi sentral


normal
Disosiasi, deviansi
Kesulitan belajar
normal,
normal
normal,
Disosiasi
Autisma

normal,
Tampaknya normal, normal, selalu lebih baik dari bahasa
Deviansi, disosiasi
Mutisme elektif
normal
normal
normal,

Keterlambatan fungsional
normal

normal
Hanya ekspresif yang terganggu
Kesimpulan
Dalam perkembangannya menjadi manusia dewasa, seorang anak berkembang melalui tahapan tertentu. Diantara jenis perkembangan, yang paling penting untuk menentukan kemampuan intelegensi di kemudian hari adalah perkembangan motorik halus dan pemecahan masalah visuo-motor, serta perkembangan berbahasa. Kemudian keduanya berkembang menjadi perkembangan sosial yang merupakan adaptasi terhadap lingkungan. Walaupun kecepatan perkembangan setiap anak berbeda-beda, kita harus waspada apabila seorang anak mengalami keterlambatan perkembangan atau penyimpangan perkembangan. Untuk mendeteksi keterlambatan, dapat digunakan 2 pendekatan :
Yang pertama adalah menyerahkan kepada orang tua, nenek, guru atau pengasuh untuk melaporkan bila anak mengalami kesulitan berbahasa. Kerugian cara ini adalah bahwa orang tua sering menganggap bahwa anak akan dapat menyusul keterlambatannya dikemudian hari dan cukup ditunggu saja, atau nenek mengatakan bahwa ayah atau ibu juga terlambat bicara, atau anggapan bahwa anak yang cepat jalan akan lebih lambat bicara. Kadang-kadang disulitkan oleh reaksi menolak dari orang tua yang tidak mengakui bahwa anak mengalami keterlambatan bicara
Pendekatan kedua adalah dengan deteksi aktif, membandingkan apakah seorang anak dapat melakukan fungsi bahasa yang sesuai dengan baku untuk anak seusianya. Pendekatan kedua juga mempunyai kelemahan yaitu akan terlalu banyak anak yang diidentifikasi sebagai "abnormal" karena bicara terlambat. Sebagian besar diantaranya memang secara alamiah akan menyusul bicara dikemudian hari. Kadang-kadang masih ditemukan dokter yang dengan ringan mengatakan : "Tidak apa-apa, ditunggu saja".
Peran orang tua untuk melaporkan kecurigaannya dan peran dokter untuk menanggapi keluhan tersebut sama pentingnya dalam penatalaksanaan anak. Bila dijumpai keterlambatan atau penyimpangan harus dilakukan pemeriksaan atau menentukan apakah hal tersebut merupakan variasi normal atau suatu kelainan yang serius. Jangan berpegang pada pendapat :"Nanti juga akan berkembang sendiri" atau "Anak semata-mata hanya terlambat sedikit" tanpa bukti yang kuat, yang akan mengakibatkan diagnosis yang terlambat dan penatalaksanaan yang semakin sulit.

Daftar Rujukan
Tudor M, Child development. New york: McGraw-Hill Book Company, 1981.
Capute AJ, Accardo PJ. Development disabilities in infanci and childhood. Baltimore: Paul H Brookes Publ. Co, 1991.
Illingworth RS. The development of the infant and young child. Normal and abnormal: edisi ke-5. London : Churchill Livingstone, 1972.
Levy SE, Hyman SL. Pediatric assesment of the child with development delay. Pediatric Clin North Am 1993; 40:465-77.
Drillen CM, Drummond MB. Neurodevelopmental problems in early chilhood. Assesment and management. London : Blackwell Scientific Publications, 1977.
Rapin I. Children with hearing impairment. Dalam : Swaiman KF, Ed. Pediatric neurology principles and practice; edisi ke-2. St. louis: The C.V. Mosby Company, 1994;1153-67.