Saat ini semakin mewabah kebiasaan manusia untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana curhat virtual, maka muncul gejala psikologis baru, yang diistilahkan "cybersadomasokhis-curhatism" yaitu gejala mendapatkan kesenangan, kebahagiaan dan kepuasan psikologis dengan mengumumkan penderitaan, entah itu derita nyata atau sekadar merasa menderita, melalui kata-kata hiperbolis ke publik melalui jejaring sosial. Salah satu aspek menarik dari gejala ini adalah pengidapnya mendadak suka jadi penyair, religius, merasa menjadi orang suci dll.
Kesenangan semu ini berbahaya. Dan menimbulkan banyak dampak negatif.