Friday 30 January 2009

Hipertiroid

Di bawah ini mengulas pertanyaan tentang hipertiroid, yaitu suatu keadaan dimana terjadi hiperfungsi dari kelenjar tiroid sehingga hormon tiroid diproduksi berlebihan-lebihan dan selanjutnya akan menjadi tirotoksikosis.

Keadaan yang menyebabkan hipertiroid ini antara lain: penyakit grave's, adenoma hiperfungsi, tumor trofoblas (pada wanita), struma multinodosa toksik. penyakit yang sering ditemukan di Indonesia sebagai penyebab hipertiod adalah Penyakit Grave's. Penyakit ini penyebabnya tidak diketahui, ada yang menghubungakan dengan penyakit outoimun.

Pasien dengan hipertiroid datang dengan keluhan jantung berdebar-debar, berat badan turun , tangan gemetar, banyak keringat, tidak tahan panas dan kadang-kadang diare. Pasien dengan penyakit ini juga biasanya terdapat penonjolan pada kelopak mata atas (optalmopati) dan pembesaran kelenjar gondok (struma).

Pemeriksaan lab menunjukkan TSH < 0,5 (tidak terdeteksi), T3, T4, T4 total dan FT4 meningkat.

Pengobatan obat anti tiroid antara lain PTU(propiltiurasil) atau golongan metimasol ( seperti neo marcazole).

Biasanya jika tidak berhasil atau ada efek samping dari penggunaan obat ini, maka pada pasien dilakukan operasi atau radioterapi, tapi perlu dicatat bahwa hal ini sangat jarang atau merupakan pilihan yang terakhir, bila pengobatan dengan anti tiroid tidak memberikan hasil.

Selama pengobatan akan diperiksa hormon tiroid biasanya yang diperiksa FT4. Selain itu dokter juga akan memeriksa fungsi hati (SGOT/SGPT), karena obat anti tiroid juga akan menyebabkan gangguan fungsi hati. Lama pengobatan dengan obat anti tiroid tergantung respon dari pada pasien umumnya 1-2 tahun, dan biasanya obat diturunkan secara bertahap, melihat respon terapi baik secara klinis/keluhan atau pemeriksaan lab.

TSH yang tadinya rendah sekali atau tidak terdeteksi biasanya mulai terdeteksi kembali setelah pengobatan berlangsung 2 bulan.

Orang yang terkena hipertiroid, harus minum obat2 sesuai petunjuk dokter. Bila kooperatif, dengan kepatuhan minum obat maka akan terjadi perbaikan dari semua keluhan dan kondisi tiroid yang dialami saat ini, setelah jangka waktu pemberian obat berakhir.

Terkait masalah penyakit ini dengan kesuburan seorang wanita, amat disarankan untuk mengikuti saran dokter meminum obat anti tiroid secara teratur. Karena dengan pengobatan yang baik itu pula, kesuburan seorang wanita yang mengalami penyakit ini akan tetap terjaga. Sebab, jika kadar hormon tiroid tidak terkontrol (T4 tinggi), proses ovulasi akan terganggu. Itu menyebabkan kondisi tidak subur dan susah hamil.

Dalam keadaan normal, kehamilan akan meningkatkan aktivitas kelenjar tiroid sehingga kebutuhan iodium (bahan dasar hormon tiroid) meningkat. Sebab, saat hamil, hormon tiroid diperlukan untuk pertumbuhan janin.

Keadaan sebaliknya pada wanita hamil yang menderita hipothyroid, yaitu hormon tiroid rendah (T3 maupun T4-nya rendah) dan tidak mendapatkan penanganan yang baik selama kehamilannya, pertumbuhan janin akan terganggu. Dengan begitu, anak yang lahir nanti mengalami gangguan pertumbuhan, yaitu kerdil (cebol).

Pengobatan pada kasus-kasus hiperthyroid dengan kehamilan, obat-obatan antithyroid ditujukan untuk mencapai T4 sedikit di atas normal, jangan sampai berlebihan hingga keadaan hipothyroid.

Kehamilan dengan hiperthyroid meningkatkan risiko komplikasi. Seperti, Pre-eclampsia, gagal jantung pada janin, pertumbuhan janin terhambat, dan kematian janin di dalam kandungan. Jika penanganannya baik dan benar, risiko komplikasi bisa ditekan, bahkan tidak terjadi sama sekaliPTU (propyltiourasil) salah satu pilihan untuk pengobatan hiperthyroid, selain golongan methimazole. PTU mencegah perubahan dari T4-T3. T3 merupakan bentuk aktif dari hormon tiroid.

Penggunaan PTU lebih disarankan untuk wanita hamil dan menyusui dibandingkan dengan golongan methimazole. Penggunaan PTU selama kehamilan perlu disesuaikan dosisnya. Karena itu, disarankan selama kehamilan, evaluasi terhadap T4, T3, dan TSHs dilakukan lebih sering, sekitar 2 minggu sekali. Penggunaan PTU cukup aman dan tidak menimbulkan cacat bawaan.

Sebaiknya pasien menjauhi makanan bercitarasa asin, berlemak, kopi, dst.

Minumlah banyak air putih, banyak sayuran dan buah2an & usahakan banyak istirahat.

Mengenai olah raga biasanya tergantung keluhan pada pasien dan berat ringannya olah raga yang dilakukan. Mintalah petunjuk dokter , tentang hal ini.
Karena pada keadaan berat dimana denyut jantung sangat cepat (takikardia) pasien dapat jatuh pada gagal jantung, dan tentu amat tidak dianjurkan untuk berolahraga.

Salam