Saturday, 20 June 2009

Pencegahan Penularan Swine Flu

Terkait kepergian ke Eropa pada awal minggu ini hingga minggu depan, dan mencermati perkembangan penyebaran Swine Flu, kiranya artikel di bawah ini akan bermanfaat tidak hanya bagi saya tapi juga bagi orang lain yang akan bepergian ke Luar Negeri.

Awal tahun 2009, sekitar bulan maret-april muncul berita yang menghebohkan dunia. Swine Influenza atau lebih sering disebut dengan flu babi menyerang Meksiko dan menimbulkan banyak korban meninggal. Virus yang berasal dari kolaborasi antara virus flu pada manusia, unggas dan babi tersebut dengan sangat cepat menular kebanyak orang. Bahkan menurut catatan, penularannya jauh lebih cepat dibandingkan penularan flu burung. Dunia kembali terhenyak, banyak Negara buru-buru menyiapkan strategi penanggulangan untuk mencegah jatuhnya korban yang lebih banyak.

Penyebarannya sendiri sudah mencapai Eropa. Karena pada dekade ini virus tersebut mewabah di Meksiko maka flu babi (swine flu) ini bisa juga disebut flu Meksiko (istilah dari creativesimo).
Swine flu, bertype H1N1 (H:Hemagglutinin, N:Neuraminidase) adalah tipe influenza kategori A yang virusnya diperoleh dari babi, burung dan manusia yang kemudian tergabung dalam sebuah jenis virus baru. Virus-virus inilah yang kemudian berkembang menjadi sebuah pandemic.

Penyakit menular ini berpotensi menyebar dengan cepat karena sebelumnya tubuh manusia tidak pernah terekspos dan tidak memiliki daya tahan tubuh akan paparan virus semacam ini.
Penyebaran virus influenza dari babi ke babi dapat melalui kontak moncong babi, melalui udara atau droplet. Faktor cuaca dan stres akan mempercepat penularan. Virus tidak akan tahan lama di udara terbuka. Penyakit bisa saja bertahan lama pada babi breeder atau babi anakan. Kekebalan maternal dapat terlihat sampai 4 bulan tetapi mungkin tidak dapat mencegah infeksi, kekebalan tersebut dapat menghalangi timbulnya kekebalan aktif.

Transmisi inter spesies dapat terjadi, sub tipe H1N1 mempunyai kesanggupan menulari antara spesies terutama babi, bebek, kalkun dan manusia, demikian juga sub tipe H3N2 yang merupakan sub tipe lain dari influensa A. H1N1, H1N2 dan H3N2 merupakan ke 3 subtipe virus influenza yang umum ditemukan pada babi yang mewabah di Amerika Utara, tetapi pernah juga sub tipe H4N6 diisolasi dari babi yang terkena pneumonia di manusia dapat terkena penyakit influenza secara klinis dan menularkannya pada babi. Kasus infeksi sudah dilaporkan pada pekerja di kandang babi di Eropa dan di Amerika. Beberapa kasus infeksi juga terbukti disebabkan oleh sero tipe asal manusia.

Penyakit pada manusia umumnya terjadi pada kondisi musim dingin. Transmisi kepada babi yang dikandangkan atau hampir diruangan terbuka dapat melalui udara seperti pada kejadian di Perancis dan beberapa wabah penyakit di Inggris. Babi sebagai karier penyakit klasik di Denmark, Jepang, Italy dan kemungkinan Inggris telah dilaporkan.

Swine Flu pernah Mewabah Tahun 1918
Pada tahun 1918 flu babi pernah mewabah secara mendadak di Brest (Prancis), Boston (Amerika Serikat) dan Freetown (Sierra Leone), merupakan wabah penyakit yang mematikan dengan tingkat kematian yang terjadi mencapai 80%. Pandemi flu babi itu menewaskan 20-50 juta orang di seluruh dunia.


Swine Flu pada manusia
Orang yang bekerja dengan unggas dan babi memiliki resiko yang tinggi untuk terpapar penyakit infeksi menular antara hewan dan manusia (zoonosis). Pernah dilaporkan kejadian transmisi influenza dari babi ke pekerja, pada tahun 2004 oleh Universiti of Iowa. Kejadian wabah pada tahun 2009 ini merupakan reassortment nyata pada beberapa strain influeanza A subtipe H1N1, termasuk strain endemik pada manusia dan dua strain endemik pada babi, seperti avian influenza.

CDC melaporkan bahwa gejala dan transmisi flu ini dari manusia ke manusia terjadi seperti kejadian flu musiman, demam seperti biasa, kehilangan nafsu makan, keletihan dan batuk. Beberapa mengalami sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare. Penyakit bisa menular dari leleran yang tersebar melalui bersin, batuk dari penderita.

Swine Flu tidak dapat menyebar melalui produk-produk babi, artinya tidak ditularkan melalui makanan. Flu babi pada manusia paling berpeluang menular pada 5 - 10 hari pertama setelah terinfeksi, terutama pada anak-anak dan pada saat kondisi tubuh lemah.

Tanda-tandanya :
• Demam• Batuk• Sakit pada badan, kepala, ataupun tenggorokan• Kedinginan• Badan terasa lemas• Diare dan muntah• Gagal napas

Segera mencari bantuan medis apabila anak mengalami :
• Nafas yang cepat atau kesulitan bernafas• Kulit berwarna kebiruan• Tidak minum cukup cairan• Tidak bangun atau tidak berinteraksi dengan orang lain• Anak menjadi lekas marah atau ngambek dan tidak mau disentuh orang lain.• Gejala seperti flu bertambah parah• Demam disertai dengan ruam

Segera mencari bantuan medis bila orang dewasa mengalami :
• Sulit bernafas atau nafas pendek• Sakit pada dada atau perut• Pusing yang datang tiba-tiba• Merasa kebingungan• Muntah-muntah yang parah atau terus-menerus

Penatalaksanaan
Uji laboratorium telah menemukan bahwa virus influenza A (H1N1) rentan terhadap obat antivirus oseltamivir dan zanamivir, dan CDC telah mengeluarkan petunjuk untuk penggunaan dari obat ini untuk mengobati dan menghambat infeksi virus Swine flu . Vaksin yang biasa digunakan untuk influenza pada permulaan flu musiman tidak efektif untuk strain virus ini. Antivirus lain (misal, amantadine, rimantadine) tidak direkomendasikan oleh karena saat ini resistensi pada influenza lainnya telah terjadi pada beberapa tahun lalu.

Terapi suportif dasar (misal, terapi cairan, analgesik, penekan batuk) perlu diberikan. Pengobatan antivirus secara empiris perlu diperhatikan untuk kasus swine flu, baik yang sudah pasti, masih dalam kemungkinan, ataupun kecurigaan terhadap kasus ini. Pengobatan pasien rawat inap dan pasien dengan resiko tinggi untuk komplikasi influenza perlu sebagai prioritas.
Penggunaan antivirus dalam 48 jam sejak onset gejala sangat penting dalam hubungannya dengan efektivitas melawan virus influenza. Pada penelitian mengenai flu musiman, bukti akan manfaat pengobatan lebih baik jika pengobatan dimulai sebelum 48 jam sejak onset penyakit. Walau begitu, beberapa penelitian mengenai pengobatan flu mengindikasikan banyak manfaat, termasuk mengurangi kematian atau durasi rawat inap, bahkan pada pasien yang mendapat pengobatan lebih dari 48 jam setelah onset penyakit. Lama pengobatan yang direkomendasikan adalah selama 5 hari.

Oseltamivir (Tamiflu) dan Zanamivir (Relenza) bekerja dengan menghambat neuraminidase, suatu glikoprotein pada permukaan virus influenza yang merusak reseptor sel terinfeksi untuk hemagglutinin virus. Dengan menghambat neuraminidase virus, pelepasan virus dari sel terinfeksi dan penyebaran virus akan berkurang. Oseltamivir dan Zanamivir merupakan terapi yang efektif untuk influenzavirus A atau B dan diminum dalam 48 jam sejak onset gejala.

Apa yang harus dilakukan agar tidak tertular?

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan flu seperti flu biasa, flu burung, atau flu ini.

Pertama dan yang paling penting adalah mencuci tangan. Jaga kesehatan Anda secara keseluruhan. Istrirahat atau tidur yang cukup, tetap aktif secara fisik, kendalikan stress, minum cairan yang cukup, dan makan makanan yang bernutrisi.
Cobalah untuk tidak menyentuh permukaan atau benda yang mungkin terkontaminasi virus flu. Hindari juga kontak dekat dengan penderita.

Untuk mencegah penularan flu kepada orang lain, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan:
• Tutup mulut dan hidung ketika batuk atau bersin dengan menggunakan tissue, lalu buanglah tissue tersebut ke tempat sampah.• Cuci tangan dengan air dan sabun, terutama setiap habis batuk atau bersin. CDC merekomendasikan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air hangat selama 15 sampai 20 detik. Pembersih tangan instan berupa gel sanitizer juga cukup efektif.•

Apabila Anda menderita sakit influenza, CDC merekomendasikan Anda untuk tetap tinggal di rumah dan menghindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penularan.

Adakah obat untuk merawat penderita swine Flu?
Vaksin untuk mencegah penularan virus flu ini belum ditemukan, namun menurut badan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada obat yang digunakan untuk merawat penderita swine flu.

CDC merekomendasikan penggunaan antivirus oseltamivir atau zanamivir untuk perawatan dan pencegahan infeksi flu babi. Untuk perawatan, obat antivirus berkerja paling baik apabila dimulai sesegera mungkin setelah mengalami sakit (paling tidak dalam 2 hari setelah munculnya gejala)

Pencegahan
Untuk pencegahan infeksi, direkomendasikan untuk mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun sanitizer berbahan dasar alkohol, terutama jika bepergian di tempat umum.

Hindari menyentuh mata, hidung, mulut sebelum membersihkan tangan terlebih dahulu.
Jika batuk, tutup dengan tissue dan buang segera ke tempat sampah, dan cuci tangan kembali.
Virus flu babi rentan terhadap obat-obat seperti amantadine, rimantadine, oseltamivir dan zanamivir, namun untuk wabah 2009 ini, direkomendasikan pengobatan menggunakan oseltamivir dan zanamivir.

Vaksin untuk manusia H1N1 tidak efektif melindungi terhadap H1N1, walaupun strain virusnya sama, namun secara antigentik berbeda.

Pada intinya, pencegahan adalah hal yang paling baik dan paling mudah dilakukan. Kebiasaan mencuci tangan adalah salah satu bentuk usaha pencegahan yang paling mudah dan murah.