Friday, 10 August 2012

ceramah taraweh


الحمد لله الذي افتتح بحمده الكتاب، والحمد لله الذي ينال بحمده الثواب، نحمده على ما منح فهو المنعم الوهاب، نستغفره ونتوب إليه فإنه غافرُ الذنب وقابلُ التوب شديدُ العقاب.
اللهم صل وسلم وبارك على هذا النبي الكريم، وارض اللهم عن آله وصحابته، وأحينا اللهم على سنته، وأمتنا على ملته، واحشرنا فى زمرته مع الذين أنعمت عليهم من النبيين والصديقين والشهداء والصالحين وحسن أولئك رفيقا.
Jama’ah sidang taraweh yang diberkahi oleh Allah swt.
Bapak-bapak dan ibu-ibu…. Hadirin dan hadirat yang dimuliakan oleh Allah ….
pada kesempatan malam hari ini saya akan menyampaikan beberapa makna penting tentang puasa dan Ramadhan, dengan tujuan dan harapan semoga kita bisa menjalankan ibadah di bulan Ramadhan ini dengan hati yang ikhlas, dengan keyakinan yang penuh, dan dengan semangat yang tinggi untuk mencapai ridha Allah swt. Sehingga akumulasi dari rasa itu semua dapat menunjukkan betapa bergembiranya kita menyambut bulan Ramadhan. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga”. من فرح بقدوم رمضان دخل الجنة
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa puasa itu adalah ibadah. Apa arti ibadah? Ibadah artinya kepasrahan, penyerahan, dan penghambaan diri kepada Allah swt. Meskipun berarti kepasrahan, namun ibadah puasa juga memiliki hikmah, makna dan rahasia yang amat besar yang dapat kita petik. Rahasia, mengapa Allah mewajibkan kita berpuasa? Apa makna di balik kwajiban berpuasa? Mengapa kita harus bercapek-capek puasa? Mengapa kita harus meninggalkan makanan yang enak dan lezat di siang hari untuk berpuasa?
Mari kita perhatikan satu-per satu rahasia dan makna dari puasa itu.
1.       Pendidikan ibadah.
Puasa mengajarkan kita bagaimana beribadah kepada Allah dalam arti yang sebenarnya. Bagi orang yang berpuasa, berhenti makan dan minum bukan karena makanan itu lezat atau tidak lezat, bukan karena minuman itu menyegarkan atau tidak menyegarkan, malainkan berhenti makan saat fajar karena taat dan tunduk kepada perintah Allah swt. Karena Allah memerintahkan seperti itu, maka kita berhenti makan saat fajar. Karena Allah memerintahkan seperti itu, maka kita mulai makan saat maghrib. Kita berhenti makan di siang hari saat puasa karena ketaatan, kepasrahan, penghambaan, dan penyerahan diri kita kepada Allah swt. Itulah arti sesungguhnya dari ibadah.
2.       Penanaman keimanan kepada hari akhir.
Kita berpuasa tidak mengharapkan balasan materi dan ganjaran dunia, malainkan balasan pahala di akhirat nanti. Hal ini dapat menanamkan keimanan kepada hari akhirat, karena pahala dari Allah hanya akan didapatkan nanti saat kita sudah berada di alam lain yang bernama akhirat. Pada gilirannya, orang yang berpuasa tidak merasa terbelenggu oleh nikmatnya dunia karena harapannya digantungkan kepada Allah dalam bentuk pahala yang akan diterimanya nanti di alam akhirat.

3.       Pengawasan Allah.
Berpuasa membuat kita merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Hal ini akan melahirkan keikhlasan kita dalam berbuat dan beribadah. Keikhlasan akan menjauhkan kita dari sifat riyaa’ dan ingin dilihat orang. Untuk itulah, puasa sering disebut sebagai ibadatus sirr (ibadah rahasia). Puasa menjadi rahasia antara hamba dan Tuhannya. Seseorang bisa melakukan apa saja dalam kesendirian tanpa diketahui oleh orang lain. Orang lain bisa tidak tahu kalau dia makan atau minum, tapi karena merasa Allah selalu mengawasinya, maka dia memilih untuk tidak makan, diketahui orang ataupun tidak. Oleh sebab itu, Allah memberikan ganjaran khusus untuk ibadah puasa ini berbeda dari ganjaran perbuatan yang lain. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman: (Semua perbuatan anak manusia yang dilakukan di bulan Ramadhan ini akan dilipat-gandakan. Satu perbuatan baik akan diganjar dengan 10 kali lipat, bahkan sampai 700 kali lipat, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu adalah milikKu, dan Aku yang akan memberikan ganjarannya. Karena orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginannya dan makanannya demi Aku). كل عمل ابن آدم له إلا الصوم فإنه لي وأنا أجزي به، يدع شهوته وطعامه من أجلي
4.       Latihan kesabaran.
Puasa melatih seseorang untuk sabar dan memiliki keinginan yang kuat. Orang yang berpuasa sabar menahan keinginannya untuk makan dan minum. Orang yang berpuasa memiliki keinginan keras untuk menunggu saatnya apa yang dilarang saat ini akan diperbolehkan. Dan Allah akan memberikan ganjaran bagi orang-orang yang sabar dengan ganjaran yang tiada terhingga. Allah berfirman: إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب (الزمر:10)
5.       Pendidikan bagi masyarakat.
Puasa memberikan pendidikan bagi masyarakat arti persatuan, solidaritas dan semangat kebersamaan serta saling tolong-menolong. Berpuasa membuat kita merasa berada di tengah orang-orang yang sama, yaitu orang-orang yang berpuasa. Ada perasaan senasib sepenanggungan. Semua sama-sama merasakan lapar, haus dan dahaga lillaahi ta’aala. Tidak ada bedanya antara si kaya dan si miskin, antara raja dan rakyatnya, antara atasan dan bawahan, antara yang besar dan yang kecil, laki-laki dan perempuan. Semua sama…Laper ya..laper. Apa yang menyatukan semua? Tidak lain karena semua sama-sama merasakan lapar dalam rangka beribadah kepada Allah swt.  Rasa kebersamaan ini pada gilirannya akan melahirkan solidaritas dan persatuan masyarakat.
6.       Puasa mengurangi gangguan syetan.
Mengapa puasa mengurangi gangguan syetan? Karena dengan puasa saluran peredaran darah seseorang menjadi lebih sempit karena berkurangnya asupan makanan dan minuman. Seperti diketahui, syetan masuk ke dalam hati manusia melalui saluran peredaran darah ini. Pada saat saluran peredaran darah ini menyempit, berarti semakin sempit pula jalan syetan menuju ke hati kita. Oleh sebab itu, Rasulullah bersabda bahwa puasa itu junnah. Artinya: wiqoyah atau pelindung, atau tameng seorang hamba dari pengaruh syahwat dan perbuatan maksiat.
Terkait hal ini, Rasulullah menganjurkan orang-orang yang ingin menikah tapi belum memiliki kemampuan, mereka dianjurkan untuk berpuasa. ....ومن لم يستطع فعليه بالصوم، فإنه له وجاء

7.       Puasa melatih rasa empati.
Berpuasa malatih diri kita untuk berempati kepada orang-orang yang membutuhkan, yaitu para fakir miskin yang hampir setiap hari menderita kelaparan. Betapa pedihnya menahan lapar. Bahkan, penderitaan mereka sesungguhnya jauh lebih besar. Bila dibandingkan dengan kita yang berpuasa, meskipun merasakan lapar di siang hari, tapi kita akan mendapatkan makan untuk berbuka. Namun bagi mereka, setelah merasakan lapar sepanjang hari belum tentu mendapatkan apa-apa yang dapat dimakan. Oleh sebab itu, orang yang berpuasa yang merasakan kelaparan mampu merasakan penderitaan orang miskin. Sebaliknya, orang yang tidak pernah merasakan lapar tidak akan mampu merasakan penderitaan orang miskin dan tidak dapat berempati kepada mereka.
Inilah di antara makna dan rahasia diwajibkannya puasa bulan Ramadhan yang dirangkum dalam firman Allah swt. : ياأيها الذين آمنوا كتب عليكم الصيام كما كتب على الذين من قبلكم لعلكم تتقون
Hikmah disyari’atkannya puasa tidak lain adalah untuk merealisasikan dan mencapai derajat ketaqwaan kepada Allah swt. yang merupakan target dan tujuan dari ibadah ini. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak dapat mencapai ketaqwaan ini, berarti dia tidak mampu mencapai target yang diinginkan. Karena puasa bukan cuma sekedar menahan haus dan lapar. Melainkan, kita juga harus menahan diri dari menyakiti orang lain. Kita diwajibkan menjaga lidah kita dari membicarakan keburukan orang lain. Menjaga hati kita dari hasud, dengki dan berburuk sangka terhadap orang lain. Kita diwajibkan juga menjaga mata dan telinga kita dari dosa. Kita diwajibkan menjaga seluruh anggota tubuh kita dari segala perbuatan maksiat.
Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan buruk, maka tidak ada artinya di hadapan Allah dia meninggalkan makan dan minum”
من لم يدع قول الزور والعمل به، فليس لله حاجة في أن يدع طعامه وشرابه
Dalam hadits lain Rasulullah bersabda: رب صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطش   (ada orang yang puasa cuma kebagian laper dan haus saja). Karena apa? Karena tidak meninggalkan kebiasaan2 buruknya.
Wallaau a’lam bisshawaab….
Yaa Rabb…jadikanlah kami pribadi yang bersabar saat diuji….
Jadikanlah kami pribadi yang bersyukur saat diberi…
Jadikanlah kami pribadi yang memaafkan saat dizhalimi..
Dan jadikanlah kami pribadi yang bersegera memohon ampun dan beristighfar kepadaMu saat bersalah….