Wednesday 14 September 2011

Nasihat Agama

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Abu Musa al-Asy'ari menceritakan: "Aku bersama dua orang anak pamanku masuk menemui Nabi SAW. Salah satu dari mereka berkata: "Wahai Rasulullah, jadikanlah kami pemimpin pada sebagian perkara yg Allah berikan kepadamu". Orang kedua pun berkata demikian. Lalu Rasulullah SAW bersabda: "Demi Allah, sungguh kami tidak akan menyerahkan pekerjaan ini kepada orang yg memintanya, dan tidak pula kepada orang yg rakus kepadanya". (HR Bukhari-Muslim)

Rasulullah SAW me-wanti2 bahwa orang yg sangat berharap pada suatu jabatan, sama halnya dgn orang yang haus dan rakus dgn jabatan itu. Keduanya tidak pantas untuk memangkunya.

Mengharap/meminta sesuatu dgn sungguh2 bukan hal yg tercela, perbuatan yg wajar dilakukan oleh setiap orang yg berkeperluan. Tetapi, meminta jabatan, merupakan perbuatan yg tidak etis, bahkan dikategorikan sbg bentuk kerakusan. Jabatan merupakan posisi yg strategis untuk melakukan sesuatu yg memudahkan seseorang dlm merealisasikan keinginannya.

Karena posisi strategis sebuah jabatan, maka jabatan diidentikkan dgn amanah yg hanya pantas diemban oleh orang2 yg memiliki kredibilitas yg selaras, sehingga dipandang pantas oleh pihak lain untuk memangku jabatan tsb.

Dlm sebuah riwayat, Abdur Rahman bin Samurah berkata: "Rasulullah SAW bersabda: "Wahai Abdurahman bin Samurah, jangan engkau m̲i̲n̲t̲a̲ kekuasaan, krn jika engkau diberi kekuasaan dgn cara meminta, maka engkau akan diserahkan (dibiarkan) kepada kekuasaan itu. Dan jika engkau d̲i̲b̲e̲r̲i̲ kekuasaan, bukan karena meminta, maka engkau akan diberi pertolongan atasnya". (HR Bukhari-Muslim)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!