السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Andaikan kita ingin tahu sampai sejauh mana jiwa kekanak-kanakan masih melekat pada diri kita, silahkan perhatikan sendiri sampai sejauh mana keinginan "pamer-memamerkan" asesoris duniawi yg kita dimiliki.
Terkadang sampai menyiksa diri, "menebalkan muka", meminjam sana-sini, mencicil, bahkan korupsi, hanya demi keinginan dilihat, dipuji, dan dihargai orang lain. Padahal orang lain yg melihat kita belum tentu terpesona dan memuji kita. Boleh jadi sebaliknya, merasa kasihan dan prihatin melihat kita yg kurang berkembang sikap kedewasaannya karena masih kekanak-kanakan.
Semua ini terjadi karena masih bergantungnya hati kita kepada topeng duniawi. Tetapi, kita yakin bahwa kumuliaan sejati hanya datang dari Allah semata, terlepas ada atau pun tiada "dunia" yg ditipkan, ditambah keyakinan mendalam bahwa semua harta yg ada adalah total milik Allah SWT semata yg dititipkan sejenak saja, maka tidak ada lagi kesempatan untuk menjadi sombong, takabur, atau pun pamer.
dicky budiman, dr. M.Sc.PH
Head of Bilateral Cooperation
MoH RI
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!