Saturday, 7 December 2013

International Patient Safety Goals (IPSG)

Progran IPSG bertujuan untuk menggalakkan perbaikan dalam aspek keamanan pasien saat memperoleh layanan kesehatan di Rumah Sakit.

Salah satu fokus sasarannya adalah adanya kelancaran komunikasi diantara praktisi kesehatan selaku pelayan kesehatan dan pasien selaku penerima layanan.

Data Joint Commission Amerika menunjukkan bahwa masalah komunikasi merupakan penyebab utama kejadian yang dikeluhkan dan dilaporkan oleh pasien. Laporan yang masuk ke Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) pada tahun 1998 sd 2006 mencatat setidaknya 99 laporan pengaduan terhadap layanan yang diberikan profesi dokter. Disadari angka sesungguhnya bisa jauh lebih besar mengingat masih adanya budaya ewuh pakewuh dan nrimo yang dimiliki masyarakat Indonesia.

Sejalan dengan semakin mudahnya akses informasi dan globalisasi, maka kesadaran pasien akan haknya dan keberanian untuk menggugat serta menuntut layanan kesehatan yang prima akan semakin meningkat.

Masih hangat dalam perbincangan kita bagaimana kasus sangkaan malpraktek yang diduga dilakukan dr ayu dan rekan yang dituntut keluarga pasien dan berujung pada vonis yang mengharuskan dokter tersebut menjalani tahanan.

Bila ditelisik lebih jauh, sebagian besar masalah timbul karena tidak adanya komunikasi yang baik antara tenaga medis dengan pasien dan keluarganya, termasuk didalamnya tidak berjalannya komunikasi diantara para dokter pun termasuk dengan tenaga medis lainnya, seperti perawat.

Kemajuan dunia kesehatan dan beragam penelitian sudah semakin jelas mengungkap bahwa peran dokter dalam kesembuhan seorang pasien tidaklah mutlak, karena di dalamnya ada banyak peran faktor dan pelaku lainnya, antara lain perawat, ahli gizi dll.

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang berperan besar dalam proses kesembuhan pasien.

Melalui komunikasi yang efektif seorang dokter mampu memberikan sugesti positif kepada pasien dan keluarga, memberi semangat hidup yang kuat dan kepercayaan atas terapi yang akan diterimanya.

Komunikasi yang diungkap disini sangatlah luas, tidak hanya semata bagaimana mengatur hubungan dokter pasien, tetapi juga sangatlah penting mengatur komunikasi yang efektif diantara tim medis itu sendiri.

Selama menjalani perawatan di Rumah Sakit, pasien dapat memperoleh layanan dari beberapa dokter, perawat dan tenaga profesional lainnya. Termasuk didalamnya, pasien dapat mengalami beragam jenis pemeriksaan di beberapa tempat.

Dalam hal inilah, komunikasi menjadi teramat vital dan penting. Perkembangan dan rencana pengobatan pasien termasuk riwayat pemeriksaannya perlu dicatat dengan baik dan dikomunikasikan baik tertulis maupun lisan.

Beragam teknik komunikasi yang efektif dapat dijalankan rumah sakit. Diantaranya teknik READ BACK, yang terdiri dari

Menuliskan pesan dan instruksi yang diberikan

Membacakan dan mengulang kembali pesan yang diberikan.

Pemberi pesan harus melakukan konfirmasi dan verifikasi apakah pesan sudah benar

Kesalahan dan kekurang akuratan informasi yang dicatat atau disampaikan akan berakibat fatal. Oleh karenanya komunikasi efektif harus terjalin dan terbangun sehingga layanan prima yang aman dapat diberikan pada pasien dengan tujuan untuk kesembuhan, kenyamanan dan kepuasan pasien.

Dr. Dicky Budiman, M.Sc.PH

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!